Pemerintah Akan Cat Ulang Pesawat Kepresidenan, Alvin Lie: Hari Gini Masih Aja Foya-foya

- 3 Agustus 2021, 19:21 WIB
Alvin Lie sebut rencana pemerintah yang akan lakukan pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari biru ke merah tak ubahnya seperti foya-foya.
Alvin Lie sebut rencana pemerintah yang akan lakukan pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari biru ke merah tak ubahnya seperti foya-foya. /Instagram.com/@alvinlie21

PR BEKASI - Pemerhati Penerbangan Alvin Lie mengkritik rencana pemerintah yang akan melakukan pengecatan ulang pesawat kepresiden dari yang semula berwarna biru menjadi merah.

Alvin Lie menilai, rencana pengecatan ulang pesawat kepresidenan tak ubahnya seperti berfoya-foya.

"Hari gini masih aja foya-foya ubah warna pesawat kepresidenan," kata Alvin Lie, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari cuitan Twitter @alvinlie21, Selasa, 3 Agustus 2021.

Baca Juga: UNESCO Desak Pemerintah Hentikan Proyek TN Komodo, Susi Pudjiastuti: Sadar Yok, Sebelum Ditertawakan Dunia

Pasalnya, menurut Alvin Lie, biaya pengecatan ulang pesawat kepresidenan sangat besar, yakni sekitar 100.000 US dolar atau setara Rp1,4 miliar.

"Biaya cat ulang pesawat setara B737-800 berkisar antara 100.000 US dolar sampai dengan 150.000 US dolar atau sekitar Rp1,4 miliar sampai dengan Rp2,1 miliar. @KemensetnegRI @setkabgoid
@jokowi https," tutur Alvin Lie.

Tangkapan layar cuitan Alvin Lie soal rencana pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari biru ke merah./
Tangkapan layar cuitan Alvin Lie soal rencana pengecatan ulang pesawat kepresidenan dari biru ke merah./ Twitter @alvinlie21

Sementara itu, Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau disebut juga pesawat BBJ 2 sudah lama direncanakan, yaitu sejak 2019.

Baca Juga: Lucinta Luna Akui Pernah Terlibat Prostitusi Demi Biaya Operasi: Gue Tahu Ini Salah, Tapi Gue Gak Ada Pilihan

"Dapat dijelaskan bahwa pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak 2019 serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," kata Heru Budi Hartono di Jakarta.

Menurutnya, selama ini Presiden Jokowi menggunakan pesawat kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ) 2 tipe 737-800.

Pesawat BBJ 2 itu dipesan pada 2011, tapi baru digunakan sebagai pesawat kepresidenan Indonesia mulai 2014 atau tahun terakhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Baca Juga: Apriyani Rahayu Raih Medali Emas di Olimpiade Tokyo, Pemkab Konawe Beri Hadiah Tanah, Rumah, dan 5 Ekor Sapi

"Pengecatan Pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, terkait dengan perayaan Hari Ulang Tahun ke-75 kemerdekaan Republik Indonesia pada 2020," ucapnya.

"Namun pada 2019, pesawat BBJ 2 belum memasuki jadwal perawatan rutin sehingga yang dilaksanakan pengecatan terlebih dahulu untuk Heli Super Puma dan pesawat RJ," kata Heru Budi Hartono.

Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa Pesawat RJ adalah pesawat Kepresidenan British Aerospace RJ 85 (BAe-RJ 85) atau biasa disebut RJ-85 yang biasa dipakai oleh wakil presiden untuk melakukan kunjungan kerja.

Baca Juga: Tsania Marwa Menangkan Hak Asuh Anak, Atalarik Syah: Saya Bersyukur Anak-anak Pilih Hidup Sama Saya

Sebagai informasi, perawatan rutin memiliki interval waktu yang sudah ditetapkan dan harus dipatuhi, sehingga jadwal perawatan ini harus dilaksanakan tepat waktu.

"Perawatan rutin pesawat BBJ 2 jatuh pada tahun 2021 merupakan perawatan Check C sesuai rekomendasi pabrik, maka tahun ini dilaksanakan perawatan sekaligus pengecatan yang bernuansa Merah Putih sebagaimana telah direncanakan sebelumnya," tuturnya.

Menurutnya, waktu pengecatan pesawat kepresidenan pun lebih efisien karena dilakukan bersamaan dengan proses perawatan.

Baca Juga: Sentil Uki Eks NOAH Soal Musik, Ustaz Zacky Mirza: Justru Musik Itu Anugerah dan Bisa Jadi Media Dakwah

"Perlu kami jelaskan bahwa alokasi untuk perawatan dan pengecatan sudah dialokasikan dalam APBN," ucapnya.

"Selain itu, sebagai upaya untuk pendanaan penanganan Covid-19, Kementerian Sekretariat Negara juga telah melalukan 'refocusing' anggaran pada APBN 2020 dan 2021 sesuai dengan alokasi yang ditetapkan Menteri Keuangan," tutur Heru Budi Hartono.

Terakhir, Heru Budi Hartono mengatakan bahwa proses perawatan dan pengecatan dilakukan di dalam negeri sehingga secara tidak langsung mendukung industri penerbangan dalam negeri yang terdampak pandemi Covid-19.***

Editor: Rika Fitrisa

Sumber: Twitter @alvinlie21


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x