"Sangat valid, ini software yang biasa digunakan untuk menganalisis foto ini mirip atau tidak. Terakhir saya gunakan ini untuk menganalisis artis yang yang kemudian kita pastikan dia melakukan itu di Hotel Medan," tutur Roy Suryo.
"Itu kan awalnya gak ngaku, tapi dengan software ini ketemu 78 persen, lalu akhirnya 98 persen," sambungnya.
Roy Suryo menjelaskan bahwa berdasarkan software face comparator, analisis foto Jokowi dan wajah pada mural "404: Not Found" hanya mencapai 67 persen, yang artinya tidak mirip.
"Foto (mural) ini diperbadingkan dengan foto Pak Presiden, ketemunya hanya 67 persen. Artinya ini di bawah 75 persen. Biasanya saya gunakan analisis ini, kalau di bawah 75 persen itu berarti dia tidak mirip," tutur Roy Suryo.
Oleh karena itu, Roy Suryo pun menilai, seharusnya aparat kepolisian tak perlu repot-repot menghapus mural "404: Not Found", karena gambar wajah di mural tersebut tidak mirip dengan Jokowi.
"Nah, kalau tidak mirip, ngapain dicari, ngapain dihapus? Berarti kan bukan Pak Presiden, gak ada namanya juga, kemudian nanti akan 'not found'. Ini kan istilah komputer," ujar Roy Suryo.
Roy Suryo pun menegaskan bahwa penilaiannya tersebut atas nama ilmiah, ada jurnalnya, dan software yang digunakannya pun memiliki hasil analisis yang selalu tepat.
"Ini ilmiah, ini ada jurnalnya. Jadi saya bicara atas nama ilmiah. Software ini juga sudah saya gunakan sekian lama, berkali-kali, dan selalu tepat," kata Roy Suryo.