"Mereka yang punya sumbu pendek dan pikiran berlebihan kemudian berbuat aksi yang negatif," sambungnya.
Abu Tholut juga menjelaskan bahwa lewat Perjanjian Doha pada 2020 lalu, kelompok Taliban telah berkomitmen tidak akan membiarkan ada gerakan milisi asing, termasuk Al Qaeda beroperasi di Afghanistan.
Baca Juga: SBY Akui Bangga Jadi Presiden RI: Saya Bangga Tidak Satu Orang pun yang Bisa Mendikte Saya
Selain itu, Taliban juga tidak akan membiarkan ada aktivitas yang membahayakan negara lain berlangsung di Afghanistan.
Diketahui, Perjanjian Doha merupakan kesepakatan damai yang diteken oleh Taliban dan Pemerintah Amerika Serikat pada 29 Februari 2020 di Doha, Qatar.
Dalam perjanjian itu, Amerika Serikat sepakat menarik pulang pasukannya, menutup markas militer, dan mencabut sanksi ekonomi.
Pandangan Abu Tholut itu juga disetujui oleh Pengamat Keamanan Internasional Ali Abdullah Wibisono.
Menurut Ali Abdullah Wibisono, aksi terorisme terjadi karena ada konflik dan perpecahan.
Dirinya mencontohkan, serangan teror bom yang terkait dengan Islam terjadi di Indonesia sekitar 2002, sementara kelompok Mujahidin saat itu menang melawan faksi komunisme di Afghanistan pada 1994.