Akan tetapi, selain mendapatkan tes PCR gratis, dia juga sempat beberapa kali melakukan tes yang sama secara pribadi beberapa kali.
"Jadi sudah berapa kali PCR di sini dengan harga yang tentu sangat melukai hati nurani dan akal sehat kita ternyata keuntungan yang diperoleh berlipat-lipat," tuturnya.
Baca Juga: Kemenhub Tetapkan Perjalanan Darat 250 Km Wajib PCR atau Antigen, dr. Tirta: Apa Korelasinya?
Dia mengatakan kalau salah satu media menyebut harga reagent sebenarnya hanya Rp13.000, dan tes PCR ini dikenakan biaya hingga ratusan ribu bahkan mencapai jutaan saat awal pandemi.
"Ini persoalan. Berarti negara membayar lebih terhadap tes ini, kedua masyarakat membayar lebih dari keuntungan yang wajar tes PCR ini," katanya.
"Jadi masyarakat dirugikan, negara juga dirugikan, jadi ini bukan skandal yang main-main," sambungnya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun.
Baca Juga: Tes PCR Jadi Syarat Wajib Naik Pesawat, Sherly Annavita: Kental Unsur Bisnis?
Dia mengharapkan jangan sampai pada akhirnya masyarakat dimanfaatkan di masa pandemi seperti ini.
"Dimanfaatkan untuk membayar lebih, untuk membayar hal yang seharusnya tidak perlu dibayar," ucapnya.
Di sisi lain, Luhut Binsar Pandjaitan sendiri telah membantah tudingan keterlibatan dirinya dalam bisnis PCR.
Editor: Puji Fauziah