Network
PR BEKASI - Pakar hukum tata negara Refly Harun menanggapi pernyataan dari Habib Bahar bin Smith yang telah dibebaskan murni dari penjara.
Habib Bahar bin Smith dibebaskan dari Lapas Khusus Kelas IIA Gunung Sindur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, pada Minggu, 21 November 2021.
Sebelumnya, ditahannya Habib Bahar bin Smith karena diduga melakukan penganiayaan ringan terhadap terlapor.
Dia dikenakan Pasal 351 KUHPidana tentang penganiayaan ringan dan divonis 3 bulan penjara.
Lebih lanjut, Refly Harun menyampaikan kalau kasus dengan pengemudi online tersebut sebenarnya sudah ada perdamaian.
Dia mendapatkan kabar kalau saat itu, Habib Bahar dianggap menggoda istri pengemudi online tersebut.
Baca Juga: Sentil Habib Bahar bin Smith, Eks PSI: Keturunan Nabi Tak Mungkin Habisi Anak di Bawah Umur
Kemudian terjadi percekcokan di antara keduanya yang berujung penganiayaan ringan.
"Kemudian yang bersangkutan sudah damai, bahkan, konon yang bersangkutan malah menjadi murid Bahar bin Smith," katanya, sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Refly Harun.
"Tetapi 'dipaksa' untuk membuat laporan seperti itu padahal yang bersangkutan sudah damai," tambah Refly Harun.
Baca Juga: Semprot Habib Bahar yang Ngaku Cucu Nabi Muhammad Ke-29, Habib Husin: Mestinya Dia Malu
Akhirnya, dia menjelaskan kalau Habib Bahar dipenjara selama tiga bulan lantara dianggap melakukan penganiayaan ringan.
Habib Bahar pun sempat membuat pernyataan setelah dibebaskan yang mengatakan kalau dia akan terus membela agama, bangsa, dan rakyat Indonesia.
Bahkan, dia menyebut bahwa harga nyawanya murah demi terus menegakkan keadilan di Indonesia.
Baca Juga: Habib Bahar bin Smith Ngaku Cucu Nabi ke-29 di Depan Hakim, Husin Shihab: Mestinya Dia Malu
"Setelah dia dibebaskan masih keras pernyataannya. Masih konsisten untuk membela kebenaran dan keadilan," tutur Refly Harun.
"Bagaimanapun kita membutuhkan orang-orang yang berani menyampaikan kebenaran. Berani menyampaikan tentu ber-amar ma'ruf nahi munkar," katanya lagi.
Dia menjelaskan kalau dalam pemerintahan saat ini memang rasanya tak terhindarkan gesekan-gesekan yang terjadi antara ulama dan pemerintah.
Selain itu, ditambah dengan kondisi masyarakat yang seakan terpecah belah.
"Karena itu mudah-mudahan kondisinya akan jauh lebih baik," tandasnya.***
