China dituduh mengikuti kebijakan agama yang represif seperti genosida terhadap Muslim Uighur di provinsi Xinjiang yang bergolak.
Partai Komunis China mengawasi agama-agama asing, terutama Kristen, karena takut akan subversi kekuasaannya, seperti di Polandia di mana gerakan Gereja berperan penting dalam aksi kudeta terhadap pemerintahan Komunis pada 1989 lalu.
Xi Jinping juga menggarisbawahi bahwa upaya-upaya harus terus dilakukan untuk terus meningkatkan pengakuan terhadap tanah air, bangsa, budaya, dan sosialisme berciri China di antara para pemuka agama dan pemeluk agama.
Baca Juga: Robot Penjelajah China Temukan Rumah Misterius di Bulan, Diduga Tempat Tinggal Alien
“Tokoh agama dan orang percaya harus dibimbing untuk menumbuhkan nilai-nilai inti sosialis dan mempraktekkannya serta mempromosikan budaya China,” katanya.
Dia mengatakan, kegiatan keagamaan harus dilakukan dalam ruang lingkup yang ditetapkan oleh undang-undang dan peraturan.
“Itu juga tidak boleh mengganggu kesehatan warga negara, melanggar ketertiban umum dan moral yang baik, mengganggu urusan pendidikan, peradilan dan administrasi serta kehidupan sosial,” tambahnya.***