PR BEKASI - Pemerintah akan melakukan investigasi terhadap seluruh lembaga pendidikan madrasah serta pondok pesantren (ponpes).
Hal itu disampaikan Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas dalam siaran persnya Sabtu, 11 Desember 2021.
Menurut Menag, kegiatan investigasi itu berkenaan kasus seorang guru salah satu ponpes di Bandung, berinisial HW (36) yang telah memerkosa 21 santriwati.
Bahkan tindakan guru bejat (HW) tersebut menyebabkan tujuh korban hamil dan melahirkan sembilan bayi.
Baca Juga: Rachel Vennya Terbukti Bersalah Tapi Tak Perlu Jalani Hukuman Penjara, Hakim Sampaikan Alasannya
"Kita sedang melakukan investigasi ke semua lembaga pendidikan baik madrasah dan pesantren," kata Menag.
"Yang kita khawatirkan ini adalah puncak gunung es. Kita menurunkan tim untuk melihat semua dengan melibatkan jajaran Kemenag di daerah masing-masing," ujarnya sebagaimana dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com dari PMJ Sabtu, 11 Desember 2021.
Masih menurut Menag, pemerintah bakal melakukan mitigasi ke seluruh lembaga pendidikan madrasah dan pesantren.
Dengan demikian tidak ada kasus seperti yang dialami 21 santriwati di Bandung.
"Kalau ada hal serupa kita akan lakukan mitigasi segera," ucap Menag.
"Jadi jangan tunggu kejadian dulu baru bergerak. Semua lembaga pendidikan akan kami lakukan investigasi," ucapnya menambahkan
Menag mengatakan, kasus yang terjadi sekarang di Bandung merupakan masalah masyarakat luas.
"Ini adalah problem bersama dan kita akan atasi bersama-sama. Jadi kekerasan seksual, pelecehan seksual, dan semua tindakan asusila itu harus disikat," kata Menag.
Diketahui berita (HW) seorang guru pesantren di Bandung yang memerkosa 12 Santriwatinya jadi sorotan publik.
Namun setelah adanya penyelidikan dari tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Garut, ternyata korban HW berkembang menjadi 21 orang.***