Kasus Omicron di Indonesia Meningkat Jadi 254 Orang, Profesor Zubairi Ingatkan untuk Waspada

- 5 Januari 2022, 08:16 WIB
Profesor Zubairi mengingatkan untuk waspada usai kasus Omicron di Indonesia meningkat menjadi 254 orang.
Profesor Zubairi mengingatkan untuk waspada usai kasus Omicron di Indonesia meningkat menjadi 254 orang. /Instagram @profesorzubairi

PR BEKASI – Ketua Satgas Covid-19 IDI, Profesor Zubairi Djoerban menyoroti meningkatnya kasus Omicron di Indonesia.

Profesor Zubairi Djoerban mengingatkan, jumlah 254 kasus Omicron di Indonesia per 4 Januari 2022, harus diwaspadai.

Padahal menurut Profesor Zubairi Djoerban, kasus Omicron di Indonesia sehari sebelumnya masih 152 orang, itu artinya ada tambahan 92 kasus.

“Indonesia tidak punya alasan untuk tidak waspada terhadap Omicron,” tulis Profesor Zubairi dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Twitter @ProfesorZubairi.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Leo dan Virgo Rabu, 5 Januari 2022: Beban Kerja Bisa Bikin Mental Terganggu

Guru besar yang biasa dipanggil Profesor Berry itu mengkhawatirkan kecepatan penyebaran Omicron.

Sementara tingkat vaksinasi dosis kedua di Indonesia masih terbilang rendah.

“Tingkat vaksinasi dosis kedua yang baru 54,79 persen,” tulisnya.

Menurut Zubairi Djoerban, Indonesia harus bercermin dari situasi di Amerika Serikat, Inggris, dan benua Eropa.

Baca Juga: POPULER HARI INI: Anak Leslar Diramal Denny Darko, Spoiler Manga One Piece, hingga Spirit Doll

Negara-negara di sana kini kewalahan menghadapi kasus Omicron yang menyebar dengan cepat.

Zubairi Djoerban mencontohkan perkembangan kasus Omicron di Inggris yang cepat.

Omicron menginfeksi 90 persen dari 180 ribu kasus Covid-19 yang terjadi di Inggris.

Omicron juga menginfeksi 18 ribu tenaga kesehatan hanya dalam waktu seminggu.

Baca Juga: Ramalan Zodiak Aries dan Taurus Rabu, 5 Januari 2022: Waspadai, Ada Gangguan pada Lambung

Akibatnya, meski tempat tidur di rumah sakit cukup, jumlah tenaga kesehatan jauh berkurang.

Kondisi tersebut menurutnya mengancam keselamatan pasien Covid-19 dan non-Covid-19 yang memiliki gejala serius.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: Twitter @ProfesorZubairi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah