Prediksi Mengerikan Megathrust Selat Sunda, BMKG Sebut Bisa Picu Gempa Magnitudo 8,7

- 18 Januari 2022, 12:42 WIB
Ilustrasi. Prediksi BMKG terkait megathrust Selat Sunda menurut Daryono, disebut bisa memicu gempa magnitudo 8,7.
Ilustrasi. Prediksi BMKG terkait megathrust Selat Sunda menurut Daryono, disebut bisa memicu gempa magnitudo 8,7. /Pixabay/Tumisu

PR BEKASI - Gempa bumi di Ujung Kulon, Banten beberapa waktu lalu disebut bukan sebuah ancaman.

Pasalnya ada megathrust Selat Sunda yang masuk ke dalam zona seismik gap di Indonesia karena belum pernah terjadi gempa besar selama ratusan tahun.

Oleh karena itu, Koordinator Bidang Mitigasi Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menyebut megathrust Selat Sunda merupakan ancaman yang sesungguhnya.

Menurut BMKG, segmen megathrust Selat Sunda bisa memicu gempa bumi dengan magnitudo 8,7 SR.

Baca Juga: Borneo vs Persib Malam Ini, Robert Alberts Puji Kekuatan Lawan: Kami Punya Rencana

Lebih lanjut Daryono menyebutkan gempa bumi ini bisa terjadi sewaktu-waktu sehingga patut untuk diwaspadai.

"Gempa Ujung Kulon, Banten kemarin sebenarnya bukan ancaman sesungguhnya," ujar Daryono.

"Segmen megathrust Selat Sunda mampu memicu gempa dengan magnitudo tertarget mencapai 8,7 dan ini dapat terjadi sewaktu-waktu, inilah ancaman yang sesungguhnya," kata Daryono.

Kemudian Daryono mengatakan sampai saat ini, belum ada teknologi untuk mengetahui terjadinya gempa.

Baca Juga: Dr Faheem Younus Beri Penjelasan Penting Saat Terkena Varian Omicron, Ini Kuncinya

BMKG menyebutkan gempa dan tsunami merupakan sebuah bencana alam yang tidak bisa dihentikan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman ANTARA pada 18 Januari 2022.

Oleh karena itu BMKG memberikan arahan mitigasi bencana konkret untuk menghadapi bencana yang tidak pasti tersebut.

Mitigasi yang bisa dilakukan di antaranya membangun bangunan tahan gempa dan menjadikan gempa serta tsunami yang sudah terjadi sebagai mitigasi.

"Namun, dalam ketidakpastian kapan terjadinya itu, kita masih dapat menyiapkan upaya mitigasi konkret seperti membangun bangunan tahan gempa, memodelkan bahaya gempa dan tsunami, kemudian menjadikan model ini sebagai acuan mitigasi," ujar Daryono.***

Editor: Akhmad Jauhari

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah