Baca Juga: Jurnalis Tiongkok yang Ungkap Virus Corona di Wuhan Kembali, Sebut Telah Ditahan Polisi
Di Aceh, masyarakatnya biasa melaksanakan berbagai acara tradisional seperti Minggu Habeh (makan bersama di pantai), Mandi Balimao yang dilakukan di Barat Selatan Aceh, Kenduri alias jamuan makan, dan pawai tarhib.
Semua perayaan tersebut tak dapat terlaksana tahun ini akibat mewabahnya virus Corona di Indonesia. Tradisi yang masih dilakukan, meski tidak semeriah biasanya, adalah Meugang.
Meugang adalah tradisi menyembelih hewan ternak yang selalu dilakukan masyarakat Aceh menjelang puasa dan menyantapnya bersama keluarga besar.
Menurut pemerhati sejarah Aceh, Tarmizi A. Hamid, wabah Corona tidak menyurutkan kebiasaan warga untuk melakukan Meugang.
Baca Juga: Sinopsis Danur: I Can See The Ghost, Kisah Horor Risa Saraswati yang Tayang Malam ini
“Artinya, makna hakiki dari Meugang itu adalah menyantap atau makan bersama keluarga besar. Bagi warga di perantauan yang masih memiliki orang tua, dipastikan pulang kampung di hari Meugang seraya saling memaafkan di antara mereka,” tuturnya.
Meski di tengah berbagai keterbatasan, tradisi Meugang tetap dilaksanakan meski tak seluruh anggota keluarga dapat menghadirinya karena beberapa lapisan masyarakat Aceh seperti Aparatur Sipil Negara (ASN) serta pegawai BUMN dan TNI/Polri tak dapat mudik ke kampung halaman.
“Masyarakat tetap melaksanakan tradisi Meugang menyambut puasa, namun mungkin agak terbatas karena faktor ekonomi yang terganggu akibat Covid-19,” ujar Tarmizi.
Baca Juga: Cek Fakta: Tidak Ada Napi Aktivis Islam yang Dapat Asimilasi Akibat Corona, Simak Faktanya