Survei: 64,3 Persen Orang yang Telah Melakukan Tes Virus Corona Alami Gangguan Psikologis

- 3 Mei 2020, 10:05 WIB
ILUSTRASI pelaksaan swab test.*
ILUSTRASI pelaksaan swab test.* /HUMAS JABAR/

PIKIRAN RAKYAT - Menurut survei yang diikuti oleh 1.522 responden, sebanyak 64,3 persen responden mengalami masalah psikologis setelah melakukan pemeriksaan mandiri terkait dampak Virus Corona atau COVID-19.

Dikutip dari Galamedia oleh Pikiranrakyat-bekasi.com, Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) membuat sebuah survei terkait masalah psikologis masyarakat sebagai dampak dari pandemi virus corona.

Dari 1.522 responden tersebut paling banyak adalah perempuan 76,1 persen dengan usia minimal 14 tahun dan maksimal 71 tahun.

Baca Juga: Sebulan Berlayar di Antartika dengan Kapal Pesiar, Ahli Biologi Bingung Dunia Makin  Aneh

Responden paling banyak berasal dari Jawa Barat 23,4 persen, DKI Jakarta 16,9 persen, Jawa Tengah 15,5 persen, dan Jawa Timur 12,8 persen.

Bukan hanya itu, PDSKJI juga mencatat sebanyak 80 persen responden mengalami trauma psikologis terkait COVID-19.

Sebanyak 80 persen orang memiliki gejala stres pascatrauma psikologis karena mengalami atau menyaksikan peristiwa tidak menyenangkan terkait COVID-19.

Baca Juga: Jurnalis yang Hilang Secara 'Misterius' Ditemukan Tewas di Tepi Sungai

Dari responden yang mengalami trauma psikologis tersebut, 46 persen mengalami gejala berat, 33 persen gejala sedang, 2 persen gejala ringan, dan 19 persen tidak ada gejala.

Masalah psikologis yang dialami berupa rasa cemas, dan depresi. Swaperiksa kesehatan jiwa terkait COVID-19 tersebut memang fokus memeriksa tiga masalah psikologis yaitu cemas, depresi, dan trauma psikologis.

"Gejala cemas dan depresi yang dirasakan ialah rasa takut dan khawatir berlebih, merasa tidak bisa nyaman, mengalami gangguan tidur, dan kewaspadaan berlebih," kata Psikiater dari Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia (PDSKJI) dr Lahargo Kembaren, Sp KJ.

Baca Juga: Jadwal Imsak dan Azan Magrib DKI Jakarta dan Sekitarnya Hari Ini, Minggu 3 Mei 2020

Gejala cemas paling utama yang dirasakan responden adalah merasa sesuatu yang buruk akan terjadi, khawatir berlebih, mudah marah atau jengkel, dan sulit untuk rileks.

Sementara gejala depresi utama yang dirasakan gangguan tidur, kurang percaya diri, lelah tidak bertenaga, dan kehilangan minat.

Hal itu dirasakan oleh para responden pada separuh waktu dan hampir sepanjang hari dalam dua minggu terakhir.

Baca Juga: Media Tiongkok Rilis Film Animasi Once Upon A Virus, Sindir Keras Tudingan AS Soal Corona

Gejala stres setelah trauma yang menonjol adalah merasa berjarak dan terpisah atau tidak terhubung dengan orang lain, dan merasa terus waspada, berhati-hati, berjaga-jaga.

Selain itu ada pula gejala lain seperti mati rasa, ledakan kemarahan atau mudah kesal, sulit tidur, dan memiliki masalah konsentrasi.

Bagi masyarakat yang ingin mengetahui kondisi kesehatan jiwanya pada saat situasi pandemi COVID-19 bisa melakukan swaperiksa dengan mengaksesnya di laman resmi PDSKJI www.pdskji.org.

Baca Juga: Kim Jong Un Dilaporkan Kembali Muncul untuk Resmikan Pabrik Pupuk di Hari Buruh

Selanjutnya jika hasil dari swaperiksa menunjukkan ada gangguan kesehatan jiwa bisa menghubungi tenaga kesehatan profesional yang disediakan oleh PDSKJI di akun media sosial Instagram di @pdskji_indonesia.

Masyarakat hanya perlu mengirimkan direct message ke Instagram PDSKJI yang berisikan nama, lokasi, dan nomor telepon yang terhubung ke aplikasi WhatsApp.

Selanjutnya psikiater dari PDSKJI akan menghubungi untuk memberikan pendampingan secara daring.***

Editor: Billy Mulya Putra

Sumber: Galamedia


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah