14-15 Mei 2022
Baduy Luar ✅
Baduy Dalam ✅ pic.twitter.com/H8Jm4gLpV8— R. Torry Jatiprakoso (TJ) (@Torriosh) May 15, 2022
Warganet kemudian memperdebatkan dampak pelancongan terhadap masyarakat setempat, melibatkan masyarakat ataupun pihak terkait lokasi wisata hingga ketimpangan akses pariwisata budaya.
Dilansir PikiranRakyat-Bekasi.com dari episode SuarAkademia, yang berdiskusi dengan dosen pariwisata berkelanjutan dari Universitas Pancasila, Fahrurozy Darmawan.
“Semakin banyak interaksi antara wisatawan dengan masyarakat lokal sudah pasti ada dampaknya,” ujar Rozy.
Menurut Rozy, wisatawan lebih banyak memberi dampak negatif, di antaranya perubahan gaya hidup contohnya cara bicara dan struktur sosial.
Baca Juga: Polisi Beri Penjelasan soal Restorative Justice terkait Kasus Pemukulan Anak Anggota DPR
Mengukur pariwisata bukan hanya secara kuantitas (target kunjungan wisatawan) saja namun dampak sosial juga perlu diukur walaupun itu yang paling sulit.
Salah satu kunci membangun pariwisata berkelanjutan yaitu pelibatan masyarakat atau pihak-pihak yang terkait langsung dengan destinasi wisata.
“Mengikutsertakan masyarakat menjadi aktor utama dalam pengelolaan, pengembangan, dan perencanaan pariwisata menjadi hal yang mutlak, daerah yang sangat kuat kebudayaannya, pariwisata yang berbasiskan masyarakat,” ujar Rozy.
Menurut Rozy pariwisata sebagai komoditas, maka pemerintah perlu menyadarkan para wisatawan bukan masyarakat dan memenuhi kebutuhan masyarakat terlebih dahulu.
Baca Juga: One Piece Film RED Ungkap Masa Kecil Uta dan Luffy, Buka Sisi Lain dari Yonkou Shanks