Sejumlah keris diletakkan di meja yang beralaskan kain putih, berdampingan dengan sebuah bejana berisi air kembang tujuh rupa, tempat pembakaran kemenyan, dan sebutir kelapa hijau.
Setelah membacakan doa, Nasib kemudian membersihkan keris dengan air kelapa hijau.
"Tidak ada ritual khusus seperti tirakat, puasa, dan sebagainya. Saya cuma memohon pada Allah Swt agar kegiatan jamasan ini dilancarkan," ungkap Nasib.
Menurut Nasib, ritual dalam Jamasan Pusaka ini sebagai bentuk penghargaan dan penghormatan kepada para leluhur yang sudah menghasilkan karya seni yang tak ternilai harganya.
Baca Juga: Cek Fakta: Prabowo Subianto Disebut Akan Gantikan Ma’ruf Amin Jadi Wakil Presiden
"Senjata pusaka zaman dulu itu dibuat oleh para Empu dengan sungguh-sungguh dan kebersihan hati, serta menjalankan laku tirakat. Sehingga mungkin ada energi positif dari pusaka itu. Nah Jamasan ini merupakan bentuk penghormatan kita terhadap karya agung para leluhur," ungkapnya.
"Jadi bukan seperti senjata zaman sekarang," kata Nasib.***