Terapkan Eko Sirkular Atasi Masalah Sampah, Luhut B Pandjaitan: Semoga Bisa Buka Lapangan Kerja Baru

- 25 Agustus 2020, 15:55 WIB
Luhut Binsar Pandjaitan
Luhut Binsar Pandjaitan /Istimewa

 

PR BEKASI – Sampah merupakan permasalahan yang terjadi secara global, termasuk di Indonesia.

Berbagai upaya untuk mengurangi sampah, terutama sampah plastik terus dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan akibat sampah.

Mengatasi permasalahan sampah, tidak bisa hanya pemerintah saja yang berupaya, tapi membutuhkan kolaborasi dari berbagai pihak di antaranya pemerintah, swasta, dan publik atau masyarakat.

Baca Juga: Sudah Bisa Didengarkan, BTS Rilis Veris EDM dan Akustik Lagu 'Dynamite'

Kini, untuk mencapai lingkungan yang bersih, pemerintah menargetkan untuk bisa mengurangi 70 persen sampah plastik pada 2025.

Salah satu upaya yang dilakukan adalah penerapan ekonomi sirkular melalui pengelolaan sampah.

“Penerapan eko sirkular dalam pengelolaan sampah diharapkan dapat membuka lapangan kerja lebih dari 120 ribu lapangan kerja baru dengan industri daur ulang dan 3,3 juta pekerja informal pendukung,” ucap Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Gedung Kejagung yang Terbakar Belum Miliki Asuransi, Kemenkeu: Anggaran Renovasi Capai Rp161 Miliar

Pemerintah beberapa waktu lalu telah meresmikan program pengolahan sampah dengan metode Refuse Derived Fuel (RDF) di Cilacap, Jawa Tengah. Pemerintah saat ini sangat peduli terhadap pengelolaan sampah plastik.

“Kita mau bikin RDF seperti itu 10 lagi di kota-kota yang sampahnya di bawah 200 ton perhari Karena sampah ini menimbulkan macam dampak penyakit, kesehatan, dan sebagainya,” tutur Luhut Pandjaitan.

TPST RDF adalah Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) menjadi bahan bakar setelah dilakukan pencacahan dan pengeringan.

Baca Juga: Simak Penjelasan 6 Rol Hero Mobile Legends, Beda Rol Beda Tugas

Tujuannya adalah untuk mengurangi kebutuhan lahan Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) sampah, meningkatkan kualitas lingkungan, dan dihasilkannya bahan bakar alternatif pengganti bahan bakar fosil (batu bara).

TPST RDF yang berlokasi di Cilacap memiliki kapasitas mengolah sampah sebesar 120 ton perhari yang saat ini telah melewati masa uji coba dan menunjukkan hasil sesuai dengan yang direncanakan, yaitu produk berupa RDF sebanyak 30 sampai 40 ton perhari

Luhut Pandjaitan mengingatkan kepada para pemimpin daerah untuk mendukung program penanganan sampah plastik dengan menyiapkan infrastruktur pengumpulan sampah plastik dan melibatkan bank sampah yang sudah terbentuk.

Baca Juga: Rafathar Ungkap Kekesalan Akibat Prank, Warganet: Anak-anak Hanya Ingin Merasa Nyaman

Terdapat 7.000 bank sampah di seluruh Indonesia yang berhasil memilah, mengumpulkan, dan menjual sampah plastik dalam jumlah yang besar setiap tahunnya.

Dukungan yang dilakukan pemerintah daerah dinilai akan membantu membangun ekonomi sirkular sekaligus sebagai upaya pemberdayaan ekonomi masyarakat***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah