Pertamina Disebut Rugi Triliun Akibat Covid-19, Basuki Tjahja Purnama Dinilai Tak Layak Dicopot

- 26 Agustus 2020, 17:00 WIB
Komisaris Pertamina, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok.
Komisaris Pertamina, Basuki Tjahja Purnama alias Ahok. /Instagram.com/@basukibtp

 

PR BEKASI – Direktur Eksekutif Energy Watch Indonesia (EWI), Ferdinand Hutahean menilai sangat tidak layak jika khalayak ramai menyalahkan Komisaris Utama PT Pertamina (Persero) Basuki Tjahja Purnama alias Ahok terkait kerugian Rp11 triliun pada semester pertama tahun 2020.

Menurutnya, kerugian tersebut diakibatkan karena dampak pandemi COVID-19 yang menyebabkan penjualan Pertamina sempat anjlok hingga 60 persen.

"Tak mungkin kita berharap hasil positif di tengah kondisi pasar lesu seperti ini," kata Ferdinand seperti dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Rabu, 26 Agustus 2020.

Baca Juga: Dituding Bangkrut karena Telat Bayar Tagihan Listrik, Ustaz Riza Muhammad: Ibu Saya Sampai Sakit

Lebih jauh, Ferdinand mengungkapkan, seharusnya Pertamina diapresiasi karena masih mampu menjaga keberlangsungan korporasi dan tidak berdampak pada karyawan.

Bahkan menurutnya, perseroan yang dipimpin Nicke Widyawati sebagai dirut itu masih aktif membantu penanggulangan COVID-19 bersama pemerintah.

"Bahkan negara-negara yang maju ekonominya saja sudah menyatakan resesi," katanya.

Namun, berbeda dengan Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Mulyanto menyatakan bahwa Basuki Tjahja Purnama layak untuk dicopot.

Baca Juga: Messi Nyatakan Ingin Tinggalkan Spanyol, Barcelona: Hormati Kontrak atau Jalur Hukum

Menurutnya, selama mantan gubernur DKI Jakarta tersebut menjabat sebagai komisaris utama, Pertamina nyaris tidak memiliki prestasi yang layak dibanggakan.

Justru menurutnya malah malah sebaliknya Pertamina malah merugi besar-besaran..

"Pekan lalu kita dapat kabar Pertamina tidak masuk daftar Fortune Global 500. Sekarang Pertamina rugi Rp11.13 triliun di semester pertama tahun 2020," kata Mulyanto.

Anggota Komisi VII DPR RI itu menjelaskan, pemerintah harus serius dalam menanggapi masalah yang dihadapi Pertamina tersebut.

Baca Juga: Alhamdulillah, Ida Fauziyah Sebut Subsidi Gaji Rp600.000 Akan Cair Besok!

Ia meminta pemerintah harus bergerak secepat mungkin dalam mengatasi masalah ini sebelum Pertamina mengalami kondisi yang lebih parah.

"Mau sampai kapan membiarkan Pertamina babak belur seperti ini?" katanya.

Dia pun menambahkan Basuki Tjahja sebagai komisaris utama seharusnya mampu melakukan pengawasan agar perusahaan yang dipimpinnya lebih baik.

Dengan kewenangan yang dimiliki dan dukungan politik yang memadai, menurutnya Ahok punya kesempatan lebih besar membenahi Pertamina.

Baca Juga: Minta Doa Warganet, Ivan Gunawan Dikabarkan Miliki Pacar dan Berencana Menikah di Tahun Depan

Apalagi menjelang pengangkatan dirinya menjadi komisaris utama, pria asal Belitung Timur itu sesumbar bisa memperbaiki Pertamina.

"Waktu itu Ahok bilang, merem saja Pertamina sudah untung asal diawasi. Nah kalau sekarang Pertamina rugi, artinya apa? Apa Ahok tidak mengawasi. Kok Pertamina malah merugi," katanya.

Secara teori, kata Mulyanto, di semester pertama tahun 2020 ini Pertamina harusnya untung, bukan rugi seperti sekarang.

Sebab, di saat harga minyak dunia anjlok ke angka yang paling rendah sepanjang sejarah, Pertamina tidak menurunkan harga BBM sedikitpun. Termasuk harga BBM non-subsidi yang harganya mengikuti harga minyak dunia.

Baca Juga: Buntut Penembakan Pria Kulit Hitam Jacob Blake, AS Kembali Memanas

Mulyanto menduga, ada faktor non-teknis yang menyebabkan Pertamina mengalami kerugian besar. Untuk itu ia meminta peran pengawasan Komisaris Utama lebih ditingkatkan.

"Secara perhitungan, Pertamina harusnya untung besar," katanya.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah