Timbulkan Kerugian Besar, Indonesia Jadi Target Serangan Ransomware Terbesar Kedua di ASEAN

- 3 September 2020, 14:22 WIB
Ilustrasi hacker.
Ilustrasi hacker. /Pixabay/geralt

Donny juga menambahkan, sebetulnya teknologi yang digunakan ransomware itu tidak spesifik malware canggih, menurutnya justru sederhana, namun memanfaatkan celah dari korban.

Ia mengatakan taktik yang digunakan masih sangat kuno seperti email phising, website yang terinfeksi program berbahaya, hingga software tidak diperbarui.

Untuk mengatasi ransomware, Dony menyarankan untuk mulai membuat cadangan data secara teratur.

Baca Juga: Edukasi Penanganan Covid-19, Pemkot Bekasi Gencar Tingkatkan Pengelolaan Informasi

"Antisipasinya back up jangan pada tempat yang sama. Data-data penting juga harus di-backup di tempat lain," ujar Dony.

Kemudian melakukan penyimpanan di tempat berbeda, seperti drive disk fisik yang terisolasi dari salinan lainnya pada cloud.

Selalu melakukan update software dan sistem informasi ke versi terbaru, agar tidak ada celah keamanan yang bisa dimanfaatkan oleh pelaku.

Baca Juga: Salurkan 450.000 Ton Beras untuk 10 Juta KPM-PHK, Buwas: Realisasi Serap Gabah Petani akan Meningkat

Tips lain, menurut Fedor Sinitsyn dari Kaspersky Anti-Ransomware team, perlu sesegera mungkin mematikan perangkat.

Hal itu berguna untuk menghentikan serangan terhadap semua data yang akan dienkripsi pelaku, setidaknya bisa melindungi data yang belum disentuh oleh pelaku.

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Permenpan RB


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah