Network
PR BEKASI – Abdul Malik Fadjar, tokoh Muhammadiyah yang pernah menjabat sebagai Menteri tutup usia pada Senin, 7 September 2020 sekira pukul 19.00 WIB.
Diketahui bahwa Almarhum wafat pada usia 81 tahun.
Atas kabar wafatnya tersebut, bukan hanya keluarga, tapi sejumlah tokoh politik, pejabat, dan tokoh ulama juga merasa kehilangan almarhum Abdul Malik Fadjar.
Baca Juga: Abdul Malik Fadjar Wafat, Mahfud MD dan Haedar Nashir Doakan Almarhum
Abdul Malik Fadjar lahir di Yogyakarta, 22 Februari 1939.
Semasa hidupnya Abdul Malik Fadjar dikenal sebagai tokoh yang sempat memangku beberapa jabatan penting negara.
Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Wikipedia, sejak 19 Januari 2015, Abdul Malik Fadjar menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT ASABRI Hingga 11 September 2020, Ada 14 Posisi untuk Lulusan D3 dan S1
Dia juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Malang pada periode 1983 hingga 2000.
Abdul Malik juga diketahui pernah memangku jabatan sebagai Menteri, yakni Menteri Agama Indonesia ke-17 pada masa Presiden B.J. Habibie, dengan masa jabatan 21 Mei 1998 hingga 1999.
Ia juga menjabat sebagai Menteri Pendidikan Nasional (Mendiknas) ke-24 pada Kabinet Gotong Royong atau pada masa Presiden Megawati Soekarnoputri, dengan masa jabatan 10 Agustus 2001 hingga Oktober 2004.
Baca Juga: Cek Fakta: Masyarakat Diimbau Miliki Oximeter untum Cegah Happy Hypoxia 'Mematikan'
Kemudian ia mejabat sebagai Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat Indonesia (Menko Kesra) masih pada kabinet Presiden Megawati Soekarnoputri. Dengan masa jabatan 22 April 2004 hingga Oktober 2004.
Pada 19 Januari 2015 lalu, ia dipilih oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi salah satu anggota Dewan Pertimbangan Presiden (Wantimpres), ia diketahui menjabat hingga 20 Oktober 2019.
Selain itu, Abdul Malik Fadjar lulus dari Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sunan Ampel Malang pada tahun 1972.
Baca Juga: Lowongan Kerja BUMN PT ASABRI Hingga 11 September 2020, Ada 14 Posisi untuk Lulusan D3 dan S1
Ia juga dikenal sebagai tokoh independen yang mampu menyumbangkan gagasannya untuk negara melalui kiprah jabatan yang dipercayakan pada dirinya.
Hingga saat ini, namanya tetap dikenal sebagai bagian dari sejarah Republik Indonesia dan kontribusinya pun sebagai warisan dan teladan yang ia berikan untuk generasi bangsa Indonesia.
Karena dinilai dari prestasi, pemikiran, dan pribadinya, Abdul Malik tetap dikenang, hingga semasa hidupnya ada sejumlah tokoh yang mengaku banyak belajar kepada Almarhum seperti, Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nasir.***
