47 Tahun Tinggal di Rumah Reyot, Akhirnya Nenek Hasnia Dapat Uluran Tangan Pemerintah

- 17 September 2020, 13:29 WIB
Ilustrasi perumahan kurang layak huni.
Ilustrasi perumahan kurang layak huni. /PIXABAY/

PR BEKASI - Memiliki tempat tinggal yang layak adalah impian semua orang. Namun, nyatanya impian itu tak semua orang bisa mewujudkannya.

Bahkan harus tinggal di tempat yang tak layak dijadikan tempat tinggal adalah kenyataan yang jamak ditemui.

Untung pemerintah mulai menyiapkan berbagai bantuan seperti rumah susun, perumahan untuk pekerja, hingga biaya renovasi.

Baca Juga: Lowongan Pekerjaan September 2020, PT Geo Dipa Buka Kesempatan untuk Posisi Ini, Simak Syaratnya

Baru-baru ini sebuah rumah reyot milik nenek Hasnia yang berada di RT 2/RW 6 Kelurahan Batulo Kecamatan Wolio, Kota Baubau, menjadi salah satu dari 20 unit rumah tidak layak huni yang dipersiapkan untuk dibedah pemerintah.

Kepastian itu setelah DPRD dan Pemerintah Kota Baubau menyetujui Rancangan Peraturan Daerah tentang Perubahan APBD tahun anggaran 2020 yang ditetapkan menjadi peraturan daerah, Rabu 16 September 2020

Dalam Perubahan APBD 2020 itu, salah satu yang disetujui adalah program bedah rumah sebanyak 20 unit.

Baca Juga: Wanita Tertindih Lift hingga Tewas, Saksi Mata: Saya Mendengar Jeritan Histeris

"Ya, sudah diakomodir (dalam Perubahan APBD 2020-red). Ada 20 unit, masing-masing lima unit (tersebar di beberapa kelurahan-red) di antaranya di Sorawolio, Kokalukuna, Batulo, dan Wameo," ungkap Kepala Dinas Perumahan dan Pemukiman Kota Baubau, Yulia Widiarti di Kantor DPRD, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Kamis, 17 September 2020.

Rumah-rumah yang akan dibedah tersebut, kata dia, merupakan permintaan lansung dari masyarakat yang disampaikan pada saat reses anggota Dewan.

Namun, pihaknya masih akan kembali mensurvey rumah-rumah tersebut untuk memastikan keterpenuhan syarat administrasi maupun fisik rumah mulai dari atap, dinding dan lantai.

Baca Juga: Ratusan Dokter Gugur Saat Perang Lawan Covid-19, IDI Desak Pemerintah Serius Bentuk Komite Kesehatan

"Jadi kami akan melihat dulu kondisi rumahnya. Kami ada fasilitator, akan membantu kami memverifikasi keadaan rumahnya," kata Yuli.

"Karena biasa juga banyak kasus-kasus dari aspirasi masyarakat pas mau dibantu, tapi setelah kita turun verifikasi ternyata rumahnya masih layak," ujarnya.

Pun demikian, Ia berharap ke-20 rumah tersebut dapat memenuhi syarat. Apalagi merupakan hasil reses dewan.

Baca Juga: Kasus Mutilasi di Apartemen Kalibata City Jakarta Selatan, Polisi: Ada Perempuan Juga

"Tapi mudah-mudahan(memenuhi syarat-red) karena ini juga merupakan hasil reses dewan, pasti itu rumahnya tidak layak huni lah. Tapi memang kami berkewajiban harus memverifikasi kembali," ujarnya.

Yuli menambahkan dana yang dialokasikan untuk bedah rumah itu sebesar Rp 17 juta per unitnya. Dana itu sudah termasuk membayar jasa tukang.

Diberitakan sebelumya, nenek Hasnia (54) berharap ada perhatian pemerintah untuk mengubah rumahnya agar bisa layak huni.

Baca Juga: Dolar Menguat Hari Ini Setelah Federal Reaserve Pertahankan Suku Bunga

Sebab, bila musim hujan, air menebus ke dalam rumahnya. Air yang masuk tidak hanya dari atas, tetapi dari bawah, lantaran rumah tak memiliki pondasi. Rumahnya hanya berdinding seng bekas dan terpal ditambah kayu mulai lapuk dan atap yang bocor.

"Jadi saya minta kasihan Pemerintah Kota Baubau dia perhatikan saya kasian," tutur Hasnia dengan rintihan air mata saat diwawancarai di kediamannya, Senin 14 September 2020.

Ia bercerita sebenarnya rumah miliknya sudah beberapa kali didata oleh instansi terkait untuk dapat bantuan beda rumah. Namun hingga kini tak kunjung terealisasi.

Baca Juga: Bukan Benci NKRI, Polisi Ungkap Motif Pelaku Pengguntingan Bendera Merah Putih di Sumedang

"Didata terus. Malah rumahku difoto tapi tidak ada hasilnya sampai sekarang," ungkapnya.

Hasnia mengaku, sudah 47 tahun bertahan tinggal dalam kondisi rumah tak layak huni lantaran tak punya biaya untuk memperbaiki. Suaminya telah lebih dulu menghadap sang Khalik 20 tahun silam.

Untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari pun cukup susah karena nenek Hasnia tidak memiliki penghasilan tetap.

Baca Juga: Hasil Penelitian Terbaru Ungkap Orang yang Menggunakan Kacamata Lima Kali Lebih Kecil Tertular Covid

"Saya ini tidak punya penghasilan tetap, hanya menjual kalau ada yang bisa dijual. Saya sangat berharap kalau bisa pemerintah mau memperhatikan kami." ucapnya. ***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: RRI


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x