Kemungkinan besar pesut tersebut juga tersesat karena ramainya aktivitas kapal di sungai Kampar yang mengganggu indra navigasi alami mamalia itu.
Baca Juga: Dorong Pertumbuhan Sektor Otomotif, Kementerian Perindustrian Usulkan Relaksasi Pemangkasan PKB
Selain itu, kondisi yang bising dan ramai warga di lokasi tersesatnya pesut tersebut juga memengaruhi kondisi kesehatan satwa yang berdasarkan lembaga pemeringkat konservasi alam global (IUCN) berstatus rentan (vurnerable) tersebut.
“Pesut memiliki navigasi menggunakan sonar. Ketika kondisi bising bisa jadi dia panik dan akan disorientasi,” katanya.***
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: Permenpan RB