Unggulkan Gatot-Anies di Pilpres 2024, Refly Harun: Tentu Akan Dahsyat Kalau Keduanya Dipersatukan

- 25 Oktober 2020, 08:41 WIB
Gatot Nurmantyo bersama Refly Harun.
Gatot Nurmantyo bersama Refly Harun. /Youtube/Refly Harun

PR BEKASI - Meski perhelatan akbar Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 masih lama digelar yakni 4 tahun lagi, tapi kini mulai beredar sejumlah nama tokoh yang dinilai layak untuk maju sebagai Capres dan Cawapres pada Pilpres 2024 mendatang setelah Jokowi tidak bisa lagi maju.

Beberapa tokoh tersebut di antaranya Menteri Pertahanan (Menhan) Prabowo Subianto, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo, dan Presidium Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) Gatot Nurmantyo.

Beredarnya sejumlah nama tersebut, turut menarik perhatian Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun.

Baca Juga: Roda Citilink Tersangkut Layang-layang Besar, Masyarakat di Kawasan Bandara Diminta Tidak Berulah

Dalam sebuah tayangan di kanal YouTube-nya, Refly Harun pun turut memberikan tanggapannya terkait sejumlah tokoh yang layak maju menjadi Capres dan Cawapres di Pilpres 2024.

Menurut Refly Harun, sejak Prabowo masuk ke dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo, para pengikutnya tentu kehilangan sosok pemimpin yang diharapkan mampu bertahan di oposisi.

"Prabowo yang diharapkan stay untuk memimpin oposisi, ternyata terserap ke pemerintahan sebagai Menteri Pertahanan. Jadi Prabowo merendahkan diri dengan menjadi salah seorang menteri. Belum tentu dia tidak sukses, bisa jadi sukses sebagai Menhan, dan kemudian tetap bisa menjadi putra mahkota bagi Pilpres 2024. Tapi putra mahkotanya bukan lagi dari kelompok yang saat ini meng-endorse Prabowo," kata Refly Harun, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Refly Harun, Minggu, 25 Oktober 2020.

Baca Juga: Baru Seminggu Menikah, Pengantin Baru di Tangerang Nekat Gantung Diri

Oleh karena itu, Refly Harun berpendapat, ada kemungkinan nantinya Prabowo Subianto bisa menjadi anak emas Jokowi atau anak emas Megawati Soekarno Putri.

"Makanya saya pernah mengatakan, bukannya tidak mungkin Prabowo bisa kuat maju di medan pertempuran. Dengan syarat, elektabilitas Prabowo tetap nomor satu. Tapi jika elektabilitas Prabowo nomor buncit, tidak akan maju lagi," ujar Refly Harun.

Kendati demikian, Refly Harun menilai, sejak bergabung ke dalam pemerintahan Jokowi, ada ceruk kosong yang ditinggalkan oleh Prabowo Subianto.

"Di sisi lain, ada ceruk kosong yang ditinggalkan Prabowo Subianto, dan sejauh ini Anies Baswedan yang mengisi. Banyak sekali pendukung Prabowo yang kecewa dan kemudian menjagokan Anies Baswedan yang dianggap sekarang sebagai simbol perlawanan terhadap rezim Jokowi,” ujar Refly Harun.

Baca Juga: Saingi Latte di Vietnam, Honda Keluarkan Skuter Matik Honda Genio dengan Tampil Lebih Stylish

Sedangkan sosok Ridwan Kamil, menurut Refly Harun, saat ini posisinya tidak jelas. Lalu Ganjar Pranowo dianggap sebagai tokoh dari arus yang saat ini berkuasa. Jadi bisa dibilang, tokoh populer saat ini adalah Anies Baswedan.

Selain itu, sejak KAMI melakukan deklarasi pada 18 Agustus 2020 lalu, nama Gatot Nurmantyo semakin dikenal luas oleh masyarakat, dan cukup diperhitungkan juga untuk ikut dalam Pilpres 2024.

Apalagi menurut Refly Harun, Gatot Nurmantyo merupakan Jenderal Purnawirawan TNI yang dapat memberikan keuntungan tersendiri.

"Ya tentu akan dahsyat kalau duet Gatot dan Anies dipersatukan, misalnya sebagai simbol perlawanan dari rezim," ujar Refly Harun.

Baca Juga: Baru Seminggu Menikah, Pengantin Baru di Tangerang Nekat Gantung Diri

Akan tetapi, Refly Harun menilai akan ada persoalan lain yang timbul dari duet dahsyat tersebut.

"Tapi masalahnya siapa yang mau menjadi nomor dua. Karena dalam benak psikologis mereka, mereka harus menjadi nomor satu," ucap Refly Harun.

Refly Harun menjelaskan, hal tersebut sama sulitnya ketika Prabowo Subianto harus bernegosiasi dengan Megawati pada 2009 dan akhirnya Prabowo memilih menjadi Cawapres.

"Tetapi hal itu bisa terjadi karena keduanya kepepet, keduanya tidak bisa maju jika tidak bersatu. Akhirnya Prabowo mengalah dan Megawati maju, dengan harapan pada perhelatan berikutnya Megawati akan meng-endorse Prabowo. Tapi ternyata tidak, 2014 ternyata Megawati meng-endorse Jokowi," kata Refly Harun.

Baca Juga: Hasil dan Klasemen Liga Inggris Pekan ke-6: Liverpool, City, MU, dan Chelsea

Menurut Refly Harun, semakin Gatot Nurmantyo dihadang, semakin banyak yang mengisukan dirinya untuk dipolisikan dan semakin diisukan makar, dan lain sebagainya, maka Gatot Nurmantyo akan semakin diunggulkan.

"Bisa saja kalau sekarang survei-survei masih mengunggulkan Prabowo, Anies Baswedan, Ridwan Kamil, Ganjar Pranowo, kalaupun ada tambahan Sandiaga Uno misalnya. Besok-besok mungkin, Gatot Nurmantyo menjadi tokoh yang patut diperhitungkan," kata Refly Harun.

Namun menurutnya, dari tokoh-tokoh tersebut, hanya Prabowo Subiato yang memiliki kendaraan politik yang sudah pasti aman.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x