Network
PR BEKASI – Kasus kematian Pendeta Yeremia Zanambani, dua orang anggota TNI, dan satu warga sipil akibat ditembak Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) di Hipadipa, Kabupaten Intan Jaya, Papua pada 19 September 2020 lalu menjadi perhatian dunia internasional.
Diketahui, dalam laporan Tim Gabungan Pencari Fakta (TGPF) menemukan dugaan keterlibatan aparat keamanan dalam kematian Pendeta Yeremias Zanambani. TGPF telah melakukan penyelidikan sejak 7 hingga 12 Oktober 2020 atau sekitar dua pekan pasca-insiden penambakan.
Pemerintah diminta untuk menuntaskan kasus tersebut agar pihak internasional dapat melihat keseriusan dari Pemerintah Indonesia. Hal itu disampaikan oleh Ketua TGPF Intan Jaya, Benny Mamoto.
Baca Juga: Tak Hanya 1, Menristek Kabarkan Indonesia Akan Miliki 6 Versi Vaksin Merah Putih
"Kasus ini menjadi isu internasional dan politisasi isu Hak Asasi Manusia (HAM) karena terbunuhnya tokoh agama, pendeta Yeremia Zanambani oleh anggota TNI yang bertugas saat itu,” ujar Benny, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, pada Selasa 27 Oktober 2020.
Politisi Gerindra itu berharap pemerintah jangan sekadar membangun opini publik, setelah diumumkan hasil temuan TGPF, namun penyelesaian kasus penembakan Pendeta Yeremia Zanambani harus tuntas.
Hal itu juga sama disampaikan oleh Anggota Komisi I DPR RI Yan Permenas Mandenas yang meminta pemerintah untuk segera menindaklanjuti hasil penyelidikan TGPF terkait penembakan seorang tokoh agama Yeremia Zanambani dan rentetan penembakan yang terjadi di Kabupaten Intan Jaya, Papua.
Menurutnya, pelaku harus diproses hukum, baik peradilan militer maupun peradilan umum dan diumumkan ke publik sebagai langkah keseriusan pemerintah pusat.
Baca Juga: Anaknya Pernah Dipermainkan Pelayanan Publik, Mahfud MD Jelaskan Pentingnya SPBE di Indonesia
