DPD Komentari Pembangunan TNK: Komodo Hidupnya di Alam Terbuka, Tak Butuh Bangunan Mewah atau AC

- 31 Oktober 2020, 10:03 WIB
Dua ekor komodo penghuni Pulau Komodo sedang berjalan di pinggir salah satu restoran.
Dua ekor komodo penghuni Pulau Komodo sedang berjalan di pinggir salah satu restoran. /Kornelis Kaha/ANTARA

Baca Juga: Sempat Dikabarkan Hilang Usai Bermain, Jenazah Bocah Ini Ditemukan di Saluran Air Sawah Besar

“Coba dibuka datanya, berapa banyak kebutuhan pangan, misalnya, di Labuan Bajo yang diambil dari wilayah NTT?,” ucap Angelo Wake Kako.

“Jangan sampai NTT hanya punya nama, tapi yang mendapat keuntungan besar dari ‘multi plier effect’-nya Labuan Bajo itu daerah lain, itu yang tidak boleh,” tuturnya menambahkan.

Angelo Wake Kako mengingatkan pemerintah pusat atau pemerintah daerah harus duduk bersama membahas persoalan tersebut, karena harus ada unsur memaksa dari pemerintah kepada investor.

Baca Juga: Pompeo Sampaikan Pidato di Depan GP Ansor, Rocky Gerung: Mereka Dipakai Amerika Untuk Tegur Istana

“Siapa pun yang hendak berinvestasi di Labuan Bajo, agar harus membina dan memberdayakan masyarakat lokal NTT dan menjadikan mereka sebagai ‘supplier’ kebutuhan pangan,” ujarnya.

Pembangunan wisata super premium TNK, ditargetkan rampung pada akhir 2020 dan 2021, sebab Labuan Bajo akan menjadi tuan rumah agenda internasional G20 dan ASEAN Summit 2023.***

Halaman:

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah