Macron yang Kerap Kaitkan Islam dengan Teroris, SBY: Saya Seorang Muslim Moderat Bukan Radikal

- 2 November 2020, 14:27 WIB
Kolase foto Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) dan Susilo Bambang Yudhoyono (kanan).
Kolase foto Presiden Prancis Emmanuel Macron (kiri) dan Susilo Bambang Yudhoyono (kanan). / Pikiran-rakyat.com/

PR BEKASI - Pernyataan Presiden Prancis Emmanuel Macron dalam pidatonya yang terkesan mengandung islamofobia telah mendapat kecaman dari berbagai negara Islam di dunia.

Pasalnya pidato tersebut Macron sampaikan setelah kasus pemenggalan seorang guru sejarah di Prancis setelah memperlihatkan karikatur Nabi Muhammad SAW.

Sehubungan dengan hal tersebut presiden keenam Indonesia Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menyampaikan pesan terbukanya kepada Emmanuel Macron.

Baca Juga: Segera Daftar! Kartu Prakerja Gelombang 11 Resmi Dibuka, Simak Syarat dan Cara Daftarnya

SBY meminta Macron untuk menghentikan pembuatan karikatur Nabi Muhammad tersebut. Selain itu dirinya juga menyindir pemikiran dan pernyataan-pertanyaan Macron yang terlalu mengaitkan aksi teroris tersebut dengan umat Islam.

Salah satu pernyataannya adalah sebagai berikut.

"Jelas sekali, Prancis sedang diserang, jika kami diserang teroris Islam, itu karena kami berharga," katanya.

Baca Juga: Ferdinand Hutahaean: Anies Baswedan Harus Ucapkan Terima Kasih ke Pemimpin Sebelumnya

"Hentikanlah! tindakan itu sangat melukai, menghina, melecehkan, dan bahkan menantang umat Islam di seluruh dunia. Ini sungguh serius, saya tidak mendramatisasi dan melebih-lebihkan. Jika meminjam terminologi Barat, saya ini seorang muslim moderat dan bukan radikal," ucapnya.

"Saya juga berpikiran terbuka dan senantiasa membangun toleransi dengan umat agama manapun, identitas apapun," sambungnya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kanal YouTube Susilo Bambang Yudhoyono, Senin, 2 November 2020.

SBY akui sebagai seorang muslim, dirinya tetap teguh pada akidah ajaran Islam hingga saat ini.

Baca Juga: Dokter India Tertipu Miliaran Rupiah Setelah Membeli Lampu Aladdin Gadungan

"Ketika memimpin Indonesia dulu, tak pernah lelah saya berjuang, baik di dalam negeri maupun di forum internasional, bagi terbangunnya hubungan antara Barat dan Islam yang lebih teduh dan lebih harmonis," ucapnya.

Dirinya menyebut telah mengerti teori Huntington tentang Clash of Civilization dan pandangan Dominique Moisi tentang Geopolitics of Emotion yang menggambarkan adanya masalah yang fundamental dalam hubungan antara dunia Barat dan Islam.

"Justru di sinilah saya berpikir dan berpendapat perlunya membangun jembatan atau dialog antara Islam dan Barat, agar satu sama lain saling memahami, bukan hanya saling bicara tetapi juga saling mendengar." tutur SBY.

Baca Juga: Masih Berstatus DPO, Penyidik KPK Terus Buru Harun Masiku

Dengan cara itu SBY yakin akan lebih terbangung sikap saling hormat menghormati dan saling bertoleransi, sehingga benturan antar keyakinan dan identitas tidak makin menjadi-jadi.

"Konkretnya sekali lagi hentikanlah menggambar karikatur tokoh yang sangat dihormati oleh umat Islam Nabi Muhammad SAW, janganlah karikatur Nabi Muhammad justru dijadikan contoh pembenar mutlaknya kebebasan," jelas SBY

SBY pun memberi contoh apa yang harus dikatakan Emmanuel Macron agar tidak menyulut konflik dengan umat Islam di dunia.

Baca Juga: Kabar Gembira! Penerima Bansos Provinsi Jabar Bisa Dapatkan Ponsel Hingga Laptop, Caranya Mudah

"Meskipun kebebasan itu hak yang asasi bagi setiap manusia, namun tak berarti tidak ada batasnya. contohnya: jangalah kita membuat karikatur Nabi Muhammad karena itu akan sangat melukai umat Islam, mestinya begitu yang harus disampaikan, dan bukan sebaliknya," tutur SBY.

Menurutnya tanpa harus menerbitkan dan mempublikasikan karikatur Nabi Muhammad masih banyak ruang yang sangat luas untuk mengekspresikan kebebasan itu.

"Ada ribuan kata, gambar dan bentuk-bentuk lain untuk mengekspresikan sebuah kebebasan," tuturnya.

Baca Juga: Kecewa Prancis Mengulang Kesalahan yang Sama, SBY: Apakah Manusia Benar-benar Sulit untuk Berubah?

"Khusus kepada Presiden Prancis Macron, anda bisa menjadi pemimpin yang lebih arif dan lebih bijaksana. Tolong imbangi pandangan dan keyakinan Anda, dengan pandangan dan keyakinan pemimpin lain yang berbeda," ucapnya menambahkan.

SBY mengingatkan bahwa semua bangsa punya hak untuk tinggal dan hidup di bumi ini, semuanya setara. Tidak boleh ada yang memonopoli kebenaran dan selalu mendiktekan pandangan-pandangannya.

"Kami di Indonesia, sebagai sahabat Prancis, juga ingin negeri Anda selalu diberikan kedamaian dan kesejahteraan," tuturnya.

Baca Juga: Komentari Tingkah Arogan Pengendara Moge, Indro Warkop: Kita Bukan yang Punya Jalanan

"Saya juga berdoa bangsa Prancis bisa menjalin persahabatan dan kemitraan yang kuat dengan semua bangsa di dunia, termasuk di Indonesia. Menyangkut keamanan dalam negeri Anda, saya juga berharap Prancis dibebaskan dari berbagai aksi teror dan kekerasan yang kerap terjadi." sambung SBY.***

Editor: Ikbal Tawakal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah