KSP: Pemerintah Merancang Sejumlah Program dalam Pemulihan Ekonomi Nasional

- 5 November 2020, 20:36 WIB
Tenaga Ahli Utama Kedeputian III KSP BIdang Ekonomi dan Isu Strategis Dr. Edy Priyono.
Tenaga Ahli Utama Kedeputian III KSP BIdang Ekonomi dan Isu Strategis Dr. Edy Priyono. / ANTARA/

PR BEKASI – Kantor Staf Kepresidenan (KSP) menyatakan perekonomian Indonesia sudah melampaui titik terendah dan kini mulai beranjak pulih.

Hal itu disampaikan Tenaga Ahli Utama Kedeputian III KSP Edy Priyono di Jakarta, Kamis, menyikapi realisasi pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal III 2020 yang sebesar minus 3.49 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Meski di kuartal III 2020 perekonomian masih negatif secara tahunan, namun kata Edy, jika dibandingkan secara kuartal ke kuartal ekonomi tumbuh 5.05 persen (quartal to quartal/qtq). Sedangkan secara kumulatif pertumbuhan ekonomi Indonesia sepanjang kuartal I hingga III pada 2020 dibandingkan periode yang sama di 2019 terkontraksi 2,03 persen.

Baca Juga: Bocorkan Tujuan Kepulangan Habib Rizieq, Mahfud MD Tak Segan Beri Peringatan

"Dengan demikian terjadi perbaikan ekonomi yang cukup signifikan dan ini bisa menjadi modal yang bagus untuk melangkah ke kuartal IV-2020,"ucapnya, seperti dikutip PikiranRakyat-Bekasi.com pada Kamis, 5 November 2020.

Pertumbuhan ekonomi tahunan (yoy) di kuartal III 2020 dibandingkan kuartal II 2020 juga mengalami perbaikan karena level kontraksi mengecil. Pada kuartal II 2020, pertumbuhan ekonomi secara tahunan terkontraksi hingga minus 5.3 persen.

Saat ini, kata Edy, yang sangat penting adalah cara untuk memastikan kebijakan lanjutan dapat efektif untuk memulihkan ekonomi.

Baca Juga: Observatorium Kupang Miliki Alat Canggih, Lapan Akan Berburu Kehidupan di Planet Lain Tahun 2021

"Strategi pemerintah merancang sejumlah program dalam Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) adalah langkah yang tepat. Selain itu, pemerintah terus mendorong belanja pemerintah," katanya.

Hal ini sesuai dengan kebijakan kontra siklus (counter cyclical) untuk melawan perlambatan ekonomi. Artinya ketika perekonomian lesu, kata dia, belanja pemerintah menjadi dapat dijadikan sebagai andalan untuk mendorong perekonomian agar dapat memutar balikkan siklus perlambatan ekonomi.

Edy mengatakan kebijakan untuk kontrasiklus harus terus dilakukan selama perekonomian belum sepenuhnya pulih. Di samping itu, lanjut dia, kelompok menengah-atas harus terus didorong untuk meningkatkan konsumsinya.

Baca Juga: Waspada! BNN Kalteng Ungkap Permen Jeli Mengandung Ganja, Anak-anak Jadi Sasarannya

"Selama ini mereka diduga banyak menempatkan uangnya sebagai tabungan. Pemerintah perlu mendukung dengan menegakkan aturan tentang protokol kesehatan, karena kelompok menengah atas hanya akan mau keluar dan berbelanja (secara fisik) jika merasa aman," ujarnya.

Sampai saat ini, ujarnya, pemerintah masih konsisten dengan penanganan dampak Covid-19 melalui berbagai aspek. Aspek pertama yakni kesehatan dengan mengendalikan penyebaran Covid-19, meningkatkan angka kesembuhan dan menekan angka kematian.

Aspek kedua yakni perlindungan sosial dengan menjaga daya beli masyarakat, dan aspek ketiga yakni menjaga semaksimal mungkin perekonomian dan sektor keuangan agar dunia usaha tetap mampu untuk pulih.

Baca Juga: Muncul Aduan dari Masyarakat, Proyek Nasional Jokowi Dihentikan Anak Buah Prabowo

Selain Indonesia beberapa negara berkembang maupun maju pun mengalami pertumbuhan perekonomian yang rendah saat ini. Diantaranya, Perancis, Jerman, dan Italia.

PDB Perancis telah berkontraksi 13.8 persen, 12.4 persen di Italia dan 12 persen di Kanada.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah