Baca Juga: Berangkat Kerja Pakai Seragam, Pilot Ini Banting Stir Jadi Penjual Warung Mi Usai Terkena PHK
Refly Harun mengatakan, ada nuansa segelintir pihak itu menolak kepulangan Habib Rizieq sehingga selalu muncul upaya penggagalannya.
Menurutnya, hal itu wajar apabila disangkutpautkan dengan kemungkinan adanya pertarungan politik 2024 mendatang.
"Kalau kita lihat komentar-komentar dari pihak otoritas, pemerintah termasuk Dubes RI di Arab Saudi, ada nuansa mereka tidak ingin Habib Rizieq pulang," ucap Refly.
Baca Juga: Serangan Bom di Jeddah, Empat Orang Dilaporkan Terluka
"Kalau kita bicara melalui kemungkinan ada pertarungan konstelasi politik kedepan ya itu wajar. Memang 2024 masih lama, tetapi kalau misal satu arus politik menguat, tentu yang lain tidak suka," sambung dia.
Lantas Refly Harun mengaitkan dengan kemungkinan menguatnya partai Islam di Indonesia, padahal pada Pemilu beberapa periode terakhir, partai bernuansa nasionalis lebih mendominasi.
Kendati begitu, Refly Harun menuturkan hal itu wajar dalam perpolitikan. Sebab, di Indonesia sendiri mayoritas penduduk beragama Islam.
Baca Juga: Terima Penghargaan Bintang Mahaputra Adipradana, Retno Marsudi: Keinginan Masa Kecil Saya Terkabul
Lebih lanjut, Refly Harun menyebut adanya partai Islam tidak perlu dikhawatirkan selagi masih memegang Pancasila dan UUD 1945.