BNPB Minta Warga Waspadai Dampak La Lina Terhadap Banjir Lahar Dingin Merapi

- 14 November 2020, 12:48 WIB
Sejumlah truk antre saat mengisi pasir di Kali Woro, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat, 13 November 2020, meskipun Gunung Merapi dalam status level III Siaga.
Sejumlah truk antre saat mengisi pasir di Kali Woro, Balerante, Kemalang, Klaten, Jawa Tengah, Jumat, 13 November 2020, meskipun Gunung Merapi dalam status level III Siaga. / ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho/

PR BEKASI – Masyarakat di sekitar Gunung Merapi diminta waspada pada dampak fenomena La Nina terhadap potensi banjir lahar dingin akibat erupsi gunung yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta tersebut.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan fenomena La Nina diperkirakan terjadi pada Desember 2020, Januari, dan Februari 2021 dengan curah hujan yang bakal meningkat 40 persen dari tahun lalu.

"Fase erupsi Merapi yang berbarengan dengan fenomena La Nina membuat bulan-bulan ini memang betul-betul kita pertimbangkan terkait dengan banjir lahar dingin itu," kata Deputi Bidang Pencegahan BNPB, Lilik Kurniawan, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Sabtu, 14 November 2020.

Baca Juga: Tiongkok Temukan Virus Corona di Kemasan Daging Sapi Beku Asal Brasil dan Argentina

Dalam jumpa pers secara virtual pada Jumat, 13 November 2020, dia mengatakan, hujan yang mengguyur puncak Gunung Merapi harus diantisipasi agar masyarakat selalu bersiap jika banjir lahar dingin terjadi.

Apabila muncul material akibat erupsi, bisa saja permukiman warga terseret banjir lahar dingin.

Untuk mengantisipasi hal itu, Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) dan BPBD DIY telah memasang kamera CCTV di sejumlah sungai utama di Yogyakarta sejak 2010.

Baca Juga: BLT UMKM Rp2,4 Juta Diperpanjang hingga 2021, Buruan Cek Nama Kamu di https://eform.bri.co.id/bpum

"Kita bisa lihat dari menit ke menit posisi banjir seperti apa dan bagaimana rencana kontinjensi yang ada di arah Kota Yogyakarta terkait dengan ancaman banjir lahar dingin," katanya.

BNPB, kata dia, akan memastikan keaktifan sirine apabila terjadi erupsi maupun dampak erupsi serta memantau jalur-jalur evakuasi yang rusak di beberapa titik.

"Kami akan memastikan lagi sirine-sirine di sana. Apakah ini terpasang? Apakah pakai kentongan atau menggunakan bunyi lain," kata Lilik Kurniawan.

Baca Juga: Cepat Tanggap Keluhan Warganya, Bupati Bekasi Minta Perangkat Daerah Aktif di Media Sosial

Ia mengingatkan masyarakat agar mengakses informasi perkembangan aktivitas Gunung Merapi lewat BPPTKG.

Tak hanya bagi warga di Kabupaten Sleman, namun juga warga di kawasan Klaten, Boyolali, dan Magelang.

"Jadi ada tiga ancaman yang kita perhitungkan tahun ini, yaitu erupsi Gunung Merapi, pandemi Covid-19 dan ancaman La Nina yang terkait dengan banjir lahar tadi," ujarnya.

Baca Juga: Sepakat Damai dengan Armenia, Masjid Azerbaijan Serukan Azan Lagi Setelah 3 Dekade Tak Terdengar

Kepala BPPTKG Hanik Humaida mengatakan, arah luncuran material erupsi Merapi diperkirakan berpeluang besar ke arah Kali Gendol, meski tidak menutup kemungkinan berpotensi ke arah barat atau barat laut.

"Potensi ini akan kita tinjau ulang pada saat nanti sudah ada kubah lava di permukaan. Kemudian kecepatannya lontarannya seberapa, posisi kubah lava itu ada di mana, ini sangat menentukan nanti arahnya ke mana," tuturnya.

Ia mengimbau para penambang pasir di sungai yang berhulu di Gunung Merapi untuk menghentikan kegiatannya untuk sementara, sebab apabila terjadi bencana seperti banjir lahar dingin maka sulit untuk menghindar.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah