Seperti Pilkada 2017, Refly Harun: Habib Rizieq Akan Jadi Kekuatan Anies Baswedan di Pilpres 2024

- 14 November 2020, 13:29 WIB
 Kolase foto Habib Rizieq Shihab dan Anies Baswedan.
Kolase foto Habib Rizieq Shihab dan Anies Baswedan. /

PR BEKASI - Kepulangan Pemimpin Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Shihab ke Indonesia, setelah 3.5 tahun menetap di Arab Saudi, hingga kini masih menjadi perbincangan hangat di tengah masyarakat.

Meski kepulangannya itu telah lama dinanti oleh para pendukungnya, tapi tak sedikit pihak yang menaruh curiga kepadanya.

Pasalnya, muncul dugaan dari sejumlah pihak yang menyebut bahwa kepulangan Habib Rizieq ke Indonesia telah dibantu oleh mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla (JK).

Baca Juga: Rilis Mashed Up Lagu ' I Can't Wait x Tak Bisa Bersama', Vidi Aldiano Gandeng PJ Morton Maroon 5

Keduanya pun diduga memiliki agenda tersembunyi, salah satunya adalah untuk mendukung pencalonan Anies Baswedan pada Pilpres 2024.

Menanggapi hal tersebut, Ahli Hukum Tata Negara Refly Harun mengatakan, dugaan-dugaan seperti itu bisa muncul karena kebetulan pihak-pihak tersebut memiliki chemistry dan hubungan yang dekat.

"Sederhana sekali, ini soal kedekatan, chemistry. Walapun secara kultural dan dari sisi kedekatan sosial politik barangkali, karena kebetulan ada hubungan-hubungan yang dekat," kata Refly Harun, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari tayangan kanal YouTube Refly Harun, Sabtu, 14 November 2020.

Baca Juga: Nikita Willy Ngaku Tatapan sang Suami Lumpuhkan Kemampuannya untuk Memasak

Refly Harun mencontohkan, dalam Pilkada DKI Jakarta 2017, Jusuf Kalla secara terang-terangan memiliki pandangan yang berbeda dengan Istana Negara, yang saat itu mendukung Basuki Tjahaya Purnama alias Ahok.

"JK terang-terangan mendukung Anies Baswedan, dan Erwin Aksa (keponakan JK) itu menjadi katakanlah tulang punggung Anies Baswedan," kata Refly Harun.

Menurutnya, hal tersebut mungkin saja terjadi. Karena seperti yang diketahui, Anies Baswedan tidak memiliki pendanaan yang mumpuni.

Baca Juga: BNPB Minta Warga Waspadai Dampak La Lina Terhadap Banjir Lahar Dingin Merapi

"Ya dari segi pendanaan salah satunya, karena kita tahu Anies Baswedan bukan orang yang punya pundi-pundi yang mumpuni, sebagaimana Sandiaga Uno dan Prabowo Subianto. Sehingga dia pasti relay on dengan bantuan para donatur," ucap Refly Harun.

Meski demikian, hingga saat ini, Refly Harun mengaku belum melihat adanya sepak terjang Habib Rizieq untuk maju pada Pilpres 2024.

"Kalau kita lihat sepak terjang Habib Rizieq, sepertinya hingga saat ini tidak terlalu berminat untuk menjadi calon presiden. Habib Rizieq baru berminat mengkritik Presiden Jokowi, baru bicara bagaimana perbaikan akhlak di negeri ini. Dia menyebutnya revolusi akhlak," tutur Refly Harun.

Baca Juga: Tak Pedulikan Terpilihnya Joe Biden, Mike Pompeo Tetap Akan Kunjungi Permukiman Ilegal Israel

Namun, dia menilai, bukan berarti Habib Rizieq tidak tertarik dengan jabatan presiden.

"Mungkin saja kalau kansnya besar, why not? Tapi kalau kansnya tidak besar, elektabilitasnya tidak tinggi, karena mungkin namanya tidak pernah disebut dalam survei yang setengah terbuka. Maka sangat mungkin Habib Rizieq akan menjadi kekuatan Anies kembali, sebagaimana Pilkada 2017," tutur Refly Harun.

Menurutnya, Habib Rizieq nantinya akan sangat berguna untuk menggerakkan umat Islam.

Baca Juga: Tiongkok Temukan Virus Corona di Kemasan Daging Sapi Beku Asal Brasil dan Argentina

"Mesin yang menggerakkan umat Islam, kelompok-kelompok militan, kelompok-kelompok yang mau die hard kepada Anies Baswedan dalam perhelatan Pilpres 2024 mendatang," ujar Refly Harun.

Meski demikian, Refly Harun mengaku tidak terlalu tertarik untuk membahas aktor-aktor atau nama-nama calon presiden 2024.

"Karena yang penting sistemnya dulu yang kita bangun secara sehat. Saya tetap menunggu MK (Mahkamah Konstitusi) membatalkan ketentuan mengenai presidential threshold. Ini belum ada kabar lagi dari MK, apakah jadi diparipurnakan permohonan presidential threshold ini," tutur Refly Harun.

Baca Juga: BLT UMKM Rp2,4 Juta Diperpanjang hingga 2021, Buruan Cek Nama Kamu di https://eform.bri.co.id/bpum

Seperti yang diketahui, presidential threshold adalah ambang batas perolehan suara yang harus diperoleh oleh partai politik dalam suatu pemilu untuk dapat mengajukan calon presiden.

Menurut Refly Harun, jika presidential threshold ini tidak dihapuskan, bisa jadi tokoh-tokoh yang dinilai layak sebagai calon presiden akan mudah dijegal, kecuali jika mereka memiliki elektabilitas yang tinggi.

"Karena kalau misalnya skenario istana dan luar istana tetap dipertahankan, ada dua calon, yakni calon istana Prabowo Subianto dan Puan Maharani atau juga Ganjar Pranowo tergantung konstelasi terakhir, calon di luar istana bisa jadi Anies Baswedan kalau tidak keburu dihadang," kata Refly Harun.

Baca Juga: Sepakat Damai dengan Armenia, Masjid Azerbaijan Serukan Azan Lagi Setelah 3 Dekade Tak Terdengar

Refly Harun pun berharap, apabila sistem presidential threshold itu dihapus, maka akan ada sebuah lapangan pertandingan untuk semua orang yang berminat menjadi calon presiden, dan itu sah-sah saja.

"Siapapun boleh bercita-cita menjadi calon presiden, dan tidak seharusnya penguasa sekarang atau pemerintah yang berkuasa atau kalangan DPR mayoritas membatasi hak tersebut, dengan membuat ranjau-ranjau presidential threshold." ujar Refly Harun.***

Editor: Ikbal Tawakal


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah