Pantauan Fenomena Alam Gunung Merapi, BPPTKG: Terus Terjadi Guguran dan Suara Gemuruh

- 15 November 2020, 12:12 WIB
Pemandangan Gunung Merapi.
Pemandangan Gunung Merapi. /ANTARA/Aloysius Jarot Nugroho/

PR BEKASI – Gunung Merapi yang terletak di perbatasan provinsi Jawa Tengah dan DI Yogyakarta terus menunjukan aktifitasnya pasca ditingkatkan statusnya dari waspada menjadi siaga pada 5 November 2020 lalu.

Gunung yang menjadi salah satu titik Garis Imajiner Yogyakarta tersebut terus mengalami guguran serta menimbulkan suara gemuruh yang terdengar sampai pemukiman warga di Kawasan Rawan Bencana (KRB) tiga.

Hal tersebut dikatakan oleh Staf Ahli Geologi Gunung Api BPPTKG Yogyakarta, Ir Dewi Sri Sayudi seusai melakukan sosialisasi bahaya erupsi Merapi di Balai Desa Jrakah, Sabtu, 14 November 2020.

Baca Juga: Akui Tak Akan Kepung Rumah Nikita Mirzani, Ustaz Maaher: Insya Allah Saya Masih Waras dan Tak Konyol

"Guguran bisa terdengar, kalau kabut hanya bisa terdengar. Kalau cerah itu kadang terlihat gugurannya," katanya, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari RRI, Minggu, 15 Nvember 2020.

Menurutnya, guguran material tersebut saat ini terjadi dan masuk ke kali Senowo dan masuk kali lama dan sebagian lainnya masuk kali Apu di Klakah.

Oleh sebab itu, pihaknya telah menghimbau masyarakat yang dekat dengan aliran kali tersebut untuk ikut memantau guguran dari Gunung Merapi sudah intensif atau belum.

Baca Juga: Tanggapi Acara Habib Rizieq, dr. Tirta: Saya Mau Bikin Konser Amal

"Apapun masyarakat ini kunci keberhasilan kita. Evaluasi akan semakin detail kalau ada tambahan informasi dari masyarakat," ujarnya.

Dia juga menyampaikan bahwa kegempaan Merapi seismisitas maupun kegempaan deformasi masih meningkat. Peningkatan aktivitas setiap hari terjadi.

"Hari ini, (Sabtu, 14 November 2020) deformasi Merapi 12-13 cm per hari tertangkap dari Pos Babadan," kata Dewi Sri Sayudi.

Baca Juga: PM Armenia Lolos dari Percobaan Pembunuhan Setelah Mengaku Kalah Perang dari Azerbaijan

"Pergerakan magma juga terus terjadi ke sektor barat laut. Saat ini terjadi pemendekan deformasi pemendekan ke arah barat laut. Yang penting kini terjadi pemendekan deformasi yang diukur dari Babadan," katanya.

Meskipun guguran terus terjadi, namun Dewi Sri Sayudi menegaskan bahwa kubah baru belum muncul.

"Dari pemotretan terakhir pada 3 November 2020 lalu, belum ada material baru yang muncul di dalam kawah Merapi," katanya.

Baca Juga: Digrebek Warga dalam Keadaan Setengah Telanjang, Dua Pria di Aceh Terancam Dicambuk Hingga 100 Kali

Sementara itu, sebanyak 1.558 jiwa dari kelompok rentan telah dievakuasi ke tempat pengungsian berdasarkan data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) per 14 November 2020, pukul 15.00 WIB.

Jumlah pengungsi tersebut tersebar di tiga kabupaten di Jawa Tengah serta satu Kabupaten di Di Yogyakarta, yaitu Kabupaten Magelang sebanyak 814 jiwa, Kabupaten Klaten 307 jiwa, Kabupaten Boyolali 253 jiwa, serta Kabupaten Sleman 184.

Deputi Bidang Pencegahan BNPB Lilik Kurniawan mengatakan, pihaknya terus memastikan kesiapsiagaan semua pihak, khususnya di tingkat desa, dalam menghadapi ancaman bahaya letusan Gunung Merapi dan pandemi Covid-19.

Baca Juga: Agar Tercipta Kerukunan dan Persatuan, MPR Minta Pelurusan Islamofobia dan Indonesiafobia

"Ancaman bahaya yang dihadapi tidak hanya erupsi Gunung Merapi tetapi juga pandemi Covid-19 sehingga apa yang harus dilakukan mengacu pada dua hal tadi." katanya saat melakukan konferensi pers di Pusdalops DIY pada Jumat, 13 November 2020.***

Editor: Ikbal Tawakal

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x