Network
PR BEKASI - Polemik rentetan acara ormas Front Pembela Islam (FPI) menjadi perbincangan hangat di publik belakangan ini usai kepulangan Imam Besar mereka, Muhammad Rizieq Shihab atau Habib Rizieq pada 10 November 2020 lalu.
Pada kepulangannya ke Indonesia, bandara Internasional Soekarno Hatta dipenuhi lautan manusia yang menyambutnya.
Tidak hanya itu, acara Maulid Nabi Muhammad SAW dan pernikahan putrinya yang digelar pada 14 November 2020 di Petamburan, Jakarta Pusat juga dipenuhi lautan manusia.
Rentetan acara yang digelar FPI ini menjadi perbincangan sebab bertentangan dengan kebijakan PSBB Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dalam upaya menangani wabah Covid-19.
Baca Juga: Ternyata Bukan Hanya Kapolda Metro Jaya dan Jabar yang Dicopot, Ada 6 Lainnya yang Dipindahtugaskan
Menurut kebijakan tersebut, wilayah Jakarta yang saat ini masih dalam masa perpanjangan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) Transisi telah melarang pelaksanaan acara yang berpotensi menimbulkan kerumunan.
Berita pelanggaran protokol kesehatan Covid-19 dalam serangkaian acara FPI tersebut dibenarkan pihak kepolisian.
"Ada sanksinya, sebagaimana diatur di protokol Covid-19, ada denda. Berlaku semua, sama. Penegakan protokol Covid itu berlaku untuk semua, ya. Tidak ada pengecualian," kata Kasatpol PP DKI, Arifin saat menyambangi kediaman Habib Rizieq di Petamburan, Jakarta.
Rentetan acara Habib Rizieq yang menciptakan kerumunan massa, akhirnya diberikan sanksi denda sebesar Rp 50 juta karena melanggar aturan dari Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan terkait Perda protokol kesehatan.
Baca Juga: Nikita Mirzani Tak Pantas Disandingkan dengan Ulama, Kiki The Potters: Dia Pantasnya di Lubang Semut
Akan tetapi, Anies Baswedan juga turut mendatangi kediaman Habib Rizieq Shihab pada Rabu, 11 November 2020 pagi hari.
Melihat sikap Anies Baswedam yang melempem terhadap ormas FPI tersebut, warganet menuding pemerintah provinsi DKI Jakarta memiliki standar ganda atau tebang pilih terhadap pendisiplinan pelanggar PSSB. Denda 50 juta yang diberikan kepada FPI disebut-sebut warganet hanya basa-basi semata.
Tretan Muslim, stand up komedian, tergolong orang yang ikut mengkritik pedas sikap pemerintah DKI Jakarta yang melempem menindak FPI dalam upaya pendisiplinan pelanggar PSBB. Tretan Muslim mengkritik dengan majas perumpamaan dan satir yang khas.
"Kalau pemerintah juga takut sama ormas, mending kita hidup di dunia the Sims aja," kata Tretan Muslim dalam akun Twitternya, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com pada Selasa, 17 November 2020.
Kalo pemerintah juga takut sm ormas, mending kita hidup di dunia the Sims aja— Murid Chef Arnold (@TretanMuslim) November 16, 2020
Baca Juga: Nikita Mirzani Tak Pantas Disandingkan dengan Ulama, Kiki The Potters: Dia Pantasnya di Lubang Semut
Tretan Muslim juga mengungkap, dirinya tidak percaya pada ketegasan Anies Baswedan menindak FPI menegakkan protokol kesehatan.
"Haa saya lebih percaya unicorn," ujar Tretan Muslim.
Sebagai informasi, FPI juga memiliki agenda ke depan untuk mengadakan acara reuni Persaudaraan Alumni (PA) 212 pada 2 Desember 2020 mendatang.
Acara tersebut diprediksi akan mengundang kerumunan massa kembali, sebagaimana yang terjadi sebelumnya.***
