Sementara itu, berdasar pemantauan morfologi puncak sampai dengan 16 November 2020, kubah lava juga belum terdeteksi muncul di permukaan gunung api aktif itu.
"Nanti kita ikuti prosesnya. Kalau terbentuk kubah lava maka akan terjadi guguran lava pijar, awan panas, dan sebagainya," ujarnya.
Baca Juga: Terkait Kehadiran di Bareskrim Polri Besok, Ridwan Kamil: Hanya Dimintai Keterangan, Bukan Diperiksa
Terkait potensi bahaya guguran lava, menurut Hanik Humaida, memiliki kemungkinan mengarah ke bukaan kawah atau ke arah Kali Gendol.
Kendati demikian, tidak menutup kemungkinan guguran lava tersebut akan turun ke arah barat, barat laut atau ke Kali Senowo.
"Tetap ada kemungkinan ke arah barat, barat laut melihat EDM atau deformasinya atau perubahan bentuk tubuh Gunung Merapi yang ada di sisi barat," kata Hanik Humaida.
Baca Juga: Ternyata dalam Islam Seorang Wanita Diperbolehkan Bekerja di Luar Rumah, Asal dengan Syarat Ini
Sebelumnya, BPPTKG tetap mempertahankan status Gunung Merapi pada Level III atau Siaga berdasarkan aktivitas vulkanisnya.
Untuk kegiatan penambangan pasir di alur sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi dalam KRB III direkomendasikan untuk dihentikan.
BPPTKG juga telah meminta pelaku wisata agar tidak melakukan kegiatan wisata di KRB III, termasuk kegiatan pendakian ke puncak Gunung Merapi.