"Baliho itu adalah ekspresi politik, kalau misalnya Habib Rizieq mengujarkan ujaran yang dianggap tidak pantas secara hukum, ya dilaporkan secara hukum, karena baliho itu tafsirnya macem-macem, nanti semua baliho yang bertebaran di Jakarta dan seluruh Indonesia akan diturunkan dengan alasan yang sama itu, kan gak bener itu," tuturnya.
Jadi Rocky Gerung menekankan bahwa masyarakat indonesia harus mencari fakta hukum di balik penurunan baliho tersebut.
Dirinya juga menilai di situasi Indonesia saat ini yang suhu politiknya sedang tinggi-tingginya, satu tindakan yang sedikit dianggap berlebihan saja bisa ditafsirkan masyarakat sebagai sebuah kepentingan di dalam istana.
"Nah itu bahayanya, buruk bagi demokrasi kalau publik akhirnya menduga-duga keadaan itu dan dikaitkan dengan pergantian Kapolda lalu publik menganalisa apakah mungkin juga Pangdam akan diganti jika tidak melakukan tindakan tegas tersebut," ucapnya.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Siap Bertemu Habib Rizieq, Ferdinand Hutahaean: Jangan Hinakan Negara Ini Pak
Rocky Gerung juga mengungkapkan bahwa kejadian ini adalah yang pertama TNI turun ke dunia politik sejak penghapusan dwifungsi TNI pada tahun 2000.
"Ini akan menjadi catatan bagi masyarakat Internasional, karena indonesia telah diperhatikan belakangan ini tentang kualitas demokrasi yang menurun, jangan tambahkan kualitas yang buruk pada catatan internasional," tuturnya.
Dirinya juga menyayangkan tindakan TNI tersebut, seharusnya mereka bisa menilai mana gangguan keamanan yang berbasis politik mana yang tidak.
"Kalau ada gangguan keamanan sekalipun seharusnya tentara bisa menganalisis, berbasis politik kah itu atau serangan dari luar, kalau dia berbasis politik itu mesti diputuskan oleh analis politik atau pers interpretasi itu, supaya ada semacam keadilan di publik bahwa kekuasaan tidak memanfaatkan TNI," ucapnya.
Baca Juga: Tinggal Bersama Pasien Covid-19 di Rumah? Berikut 5 Tips untuk Merawat dan Menjaga Kesehatan Tubuh
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: Youtube Rocky Gerung Official