"Jadi saya menganggap apa pun alasannya, TNI bisa diperbantukan untuk menurunkan baliho-baliho itu kalau Satpol PP-nya emang gak bisa manjat gak punya cara untuk menurunkan," sindir Rocky Gerung.
Rocky Gerung menilai untuk seseorang yang berseragam militer memanjat dan menurunkan baliho dirasanya kurang mulia dan tidak pantas.
Dirinya juga menyebut di momen seperti ini bukan saat yang tepat untuk menggelar pasukan seperti kemarin.
"Psikologi Pangdam tentu bisa kita pahami untuk memperlihatkan bahwa dia tegas dalam urusan yang menyangkut kedaulatan, kebangsaan segala macem, dari segi itu orang tentu setuju aja, tetapi momen semacam ini bukan momen yang tepat untuk gelar pasukan sebetulnya itu," ucapnya.
Baca Juga: Tidak Berizin, Aksi Tolak HRS di Solo Dibubarkan Pihak Kepolisian
Rocky Gerung juga memberikan beberapa alasannya kenapa kejadian ini merupakan bentuk kepanikan dari istana sehingga kemudian TNI diinstruksikan melakukan hal-hal tersebut.
"Tentu akhirnya analisa pergi ke Istana, karena kan aturan dalam TNI kalau ada kegiatan yang non-militer, maka itu harus berdasarkan perintah Istana itu, itu ada istilahnya di dalam UU," tuturnya.
"Jadi orang mulai menganalisa, apakah Pangdam membaca sinyal dari Istana atau memang memperoleh instruksi dari Istana itu, ini yang satu waktu harus dijelaskan kepada publik supaya tidak ada semacam kegugupan dalam publik untuk menafsirkan tindakan-tindakan penurunan baliho itu," sambung Rocky Gerung.
Rocky Gerung menegaskan kalau memang nantinya ucapan Habib Rizieq dianggap kelewatan atau tidak pantas ya tinggal ditindak.
Baca Juga: Ma'ruf Amin Siap Bertemu Habib Rizieq, Ferdinand Hutahaean: Jangan Hinakan Negara Ini Pak
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: Youtube Rocky Gerung Official