Pensiun dari Dunia Tinju, Bisnis Kebun Ganja Milik Mike Tyson Di California Raup Untung Rp7 Miliar

- 26 Februari 2021, 08:54 WIB
Mantan petinju kelas berat Mike Tyson yang saat ini sibuk berbisnis ganja.
Mantan petinju kelas berat Mike Tyson yang saat ini sibuk berbisnis ganja. /Instagram.com/miketyson

PR BEKASI – Setelah pensiun dari dunia tinju, Mike Tyson mendedikasikan waktunya untuk melanjutkan bisnisnya sendiri, salah satunya berkaitan dengan perkebunan ganja.
 
Dirinya diketahui telah membangun sebuah perkebunan Ganja di California, AS yang dinamai 'Tyson Ranch'.
 
Dari bisnis ganja tersebut, petinju yang dijuluki “Si Leher Beton” ini memperoleh 500.00 dolar AS atau senilai Rp7 miliar.
 
“Saya mendapat 500.000 dolar per bulan dengan berbisnis strain ganja premium,” kata pria berumur 54 tahun tersebut, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Sun.

Baca Juga: Kritik Kehadiran Buzzer di Era Jokowi untuk Hantam Oposisi, Amien Rais: Ini Sesuatu yang Sangat Menyedihkan

Baca Juga: Proyek Infrastruktur Transportasi Berkembang Pesat, Bekasi Diharapkan Fokus Jadi Metropolitan Besar

Baca Juga: Jokowi Disambut Kerumunan Disebut Spontanitas, Saleh Daulay: Tapi Kok Ada Bagi-bagi Suvenir?

Mike Tyson juga mengakui dalam banyak kesempatan bahwa dirinya menghabiskan sekitar 40.000 dolar AS atau senilai Rp570 juta untuk membeli ganja bagi dirinya maupun tamunya.
 
Hal tersebut terbukti saat Mike Tyson kedapatan merokok ganja di depan kamera selama acara dengan rapper B-Real.
 
Sebelumnya, Mike Tyson juga mengakui bahwa dia telah merokok ganja sebelum pertarungan melawan Andrew Golota pada tahun 2000.
 
Saat ini, diketahui Mike Tyson sedang membangun Tyson University yang bertujuan untuk mengajarkan tips budidaya ganja kepada para petani.
 
Selain Mike Tyson, pesohor terkenal lainnya yang menjadi pebisnis ganja adalah legenda NBA Chris Webber.

Baca Juga: Khawatir Dideportasi dari Malaysia, Ibu Muda Myanmar Pilih Akhiri Hidupnya 

Pria berumur 47 tahun tersebut dilaporkan telah menyiapkan dana sebesar 98 juta dolar AS atau senilai Rp1.4 triliun untuk membantu wirausahawan berkembang dalam bisnis ganja senilai 130 miliar dolar atau senilai Rp1.8 triliun.
 
Mantan pemain Sacramento Kings tersebut telah mengaturnya untuk membantu kaum minoritas mendapatkan keuntungan dari bisnis ganja di AS.
 
“Orang-orang membutuhkan bantuan. Jadi kami akan datang ke tempat-tempat ini dan kami akan berlatih, kami akan memastikan kami menyediakan pekerjaan,” katanya.
 
“Memasuki industri ganja tidak hanya sebagai pembudidaya atau penanam atau bintang tertentu, tetapi juga untuk mencari nafkah dengan menyediakan layanan tertentu yang diizinkan oleh industri," tambah Chris Webber.

Baca Juga: SBY Tegas Sebut Namanya Aktor di Balik GPK-PD, Moeldoko: Jangan Menekan Saya!

Dirinya khawatir bahwa industri yang sedang berkembang ini akan segera diambil alih oleh perusahaan besar yang hanya tertarik pada keuntungan daripada antusiasme yang tulus untuk bisnis tersebut.
 
Dan itulah mengapa dia merasa bahwa setiap orang harus memiliki kesempatan untuk berinvestasi.
 
“Sangat penting bagi kami untuk mendiversifikasi kepemimpinan dalam industri ganja dan menyamakan kedudukan bagi orang-orang dari komunitas kami,” katanya.
 
"Sudah terlalu lama, minoritas telah dihukum secara berlebihan dan dipenjara karena ganja sementara yang lain diuntungkan," tambah dirinya.
 
Seperti diketahui, pemerintah AS sudah melegalkan penggunaan ganja medis untuk terapi penyembuhan sejak 2016 lalu.
 
Beberapa negara bagian Amerika Serikat, seperti Alaska, California, Colorado, Maine, Massachusetts, Nevada, Oregon, Washington state, Washington DC, dan Vermont juga melegalkan penjualan ganja.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: The Sun


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x