Geliatkan Lagi Industri Otomotif, Bambang Soesatyo Ungkap 3 Tantangan yang Harus Dihadapi

- 19 Maret 2021, 05:45 WIB
Ketua MPR Bambang Soesatyo ungkapkan ada tiga tantangan apabila dunia industri otomotif Tanah Air ingin bangkit kembali.
Ketua MPR Bambang Soesatyo ungkapkan ada tiga tantangan apabila dunia industri otomotif Tanah Air ingin bangkit kembali. /Twitter.com/ToyotaMotorCorp

PR BEKASI – Berbagai upaya terus dilakukan pemerintah terkait dengan program pemulihan ekonomi nasional (PEN) saat pandemi Covid-19 kali ini.

Akan tetapi, banyak tantangan yang menghadang di depan dan jadi ujian bagi segenap pihak yang bekerja di industri otomotif di Indonesia.

Hal itu diutarakan Ketua MPR RI Bambang Soesatyo yang juga Ketua Ikatan Motor Indonesia (IMI) mengatakan, setidaknya ada tiga tantangan yang harus dihadapi dalam upaya menggeliatkan kembali industri otomotif nasional.

Bamsoet mengungkapkan hal tersebut dalam pembukaan pameran IIMS Virtual 2021 fase kedua yang digelar daring, Kamis, 18 Maret 2021.

Baca Juga: Sebut Nabi Muhammad Suka Gonta-ganti Istri dan Ajarkan Merampok, Pengguna Twitter Ini Banjir Kecaman

Baca Juga: Tantang Petugas, Aksi Ngeyel Pengendara Wanita di Kediri Terobos Lampu Merah Mendadak Viral

Baca Juga: Jalani Sidang Perceraian Tanpa Adilla Dimitri, Wulan Guritno: Saya dan Suami Saat Ini seperti Sahabat 

Dirinya mengatakan bahwa tantangan pertama yakni percepatan pemulihan perekonomian nasional, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs berita Antara.

"Meskipun berbagai upaya untuk menggeliatkan kembali industri otomotif di Tanah Air sudah dilakukan, namun masih ada beberapa tantangan yang tidak boleh kita abaikan,” katanya.

“Antara lain pertama bahwa percepatan pemulihan geliat perekonomian akan sangat tergantung dari seberapa optimal penanggulangan pandemi berhasil menekan angka persebaran COVID-19,” sambungnya.

Pria yang akrab disapa Bamsoet itu, menilai program vaksinasi Covid-19 jadi salah satu upaya untuk memulihkan ekonomi nasional.

Akan tetapi, menurut dirinya, implementasi dari program vaksinasi belum berjalan secara optimal.

Baca Juga: Tantang Petugas, Aksi Ngeyel Pengendara Wanita di Kediri Terobos Lampu Merah Mendadak Viral 

Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19 hingga 14 Maret 2021 tercatat baru 1,46 juta orang yang telah menerima vaksinasi tahap kedua.

Sementara itu, ada sekitar 4 juta orang yang telah menerima vaksinasi Covid-19 tahap pertama.

Dia mengatakan angka tersebut masih jauh dari target akhir yakni sebanyak 181,5 juta orang.

Jumlah tersebut merupakan yang dibutuhkan untuk membentuk kekebalan komunitas atau herd immunity.

“Implementasi program vaksinasi yang masih belum optimal ini tentu sangat berpengaruh pada kecepatan pemulihan perekonomian nasional kita,” ujarnya.

Baca Juga: Ada 2 Kasus Pembekuan Darah, BPOM Rekomendasikan Penggunaan Vaksin AstraZeneca Ditunda 

Tantangan kedua yakni perkembangan industri komponen domestik yang belum optimal.

Hal tersebut, kata dia, menyebabkan masih adanya ketergantungan pada beberapa komponen impor.

“Dengan masih adanya kebijakan pembatasan aktivitas ekspor impor yang diterapkan beberapa negara di masa pandemi ini, tentu akan mempengaruhi ketersediaan stok pasokan komponen tersebut di Tanah Air,” katanya.

Untuk menyikapi hal itu, Bamsoet mengatakan perlu diupayakan berbagai langkah strategis.

Langkah tersebut antara lain dengan mendorong investasi pembangunan industri komponen otomotif di dalam negeri.

Baca Juga: Dipaksa Mundur dari All England 2021, Jonatan Christie: Sangat Tidak Adil, Harusnya BWF Belajar dari Thailand  

Ditambah menyusun kebijakan yang berorientasi pada penggunaan produk dalam negeri dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia di bidang pembuatan komponen otomotif.

“Yang ketiga, meskipun penetrasi ekspor industri otomotif Indonesia dinilai cukup potensial,” ujarnya.

“Di mana Indonesia berhasil mengekspor produk otomotif ke lebih dari 80 negara dengan rata-rata 200.000 unit per tahun,” sambungnya.

Dirinya pun menyebutkan sebagai daya saing di pasaran, maka aspek kualitas harus tetap diperhatikan.

“Namun tidak ada yang dapat menjamin kondisi ini dapat bertahan seterusnya karena perbedaan harga industri otomotif antarnegara relatif rendah. Maka aspek kualitas akan lebih menentukan sebagai faktor daya saing,” kata Bamsoet.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x