Jangan Lewatkan Puasa Tasua dan Asyura 28 dan 29 Agustus 2020, Simak Sejarah Singkatnya

27 Agustus 2020, 20:29 WIB
Ilustrasi niat puasa untuk menyambut kedatangan Tahun Baru Islam, umat muslim bisa melaksanakan ibadah sunah yaitu puasa tasu'a dan puasa Asyura. /pixabay

PR BEKASI – Bulan Muharram merupakan salah satu bulan yang istimewa bersamaan dengan tiga bulan lainnya, yakni Rajab, Zulqaidah, dan Zulhijah. Hal ini disebutkan dalam Alquran Surat At-Taubah ayat 36.

Sesungguhnya bilangan bulan pada sisi Allah adalah dua belas bulan, dalam ketetapan Allah di waktu Dia menciptakan langit dan bumi, di antaranya empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus, maka janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu, dan perangilah kaum musyrikin itu semuanya sebagaimana merekapun memerangi kamu semuanya, dan ketahuilah bahwasanya Allah beserta orang-orang yang bertakwa,” bunyi QS At-Taubah:36.

Larangan mengenai ‘janganlah kamu menganiaya diri kamu dalam bulan yang empat itu’ menunjukkan bahwa perbuatan maksiat pada bulan ini dosanya lebih besar dibanding maksiat pada bulan-bulan lainnya.

Baca Juga: Babak Baru ABK RI di Kapal Tiongkok, Mengaku Tak Diupah Hingga Mendapat Tindak Kekerasan 

Salah satu amal saleh yang dicontohkan oleh Rasulullah SAW pada bulan ini adalah melaksanakan shaum atau puasa. Rasulullah menganjurkan untuk memperbanyak ibadah puasa pada bulan ini.

Dari Abu Hurairah RA, Rasulullah SAW bersabda:

“Puasa yang paling utama sesudah puasa Ramadan adalah puasa pada bulan Allah (syahrullah) Muharram. Sedangkan salat malam merupakan salat yang paling utama sesudah salat fardhu,” bunyi dalam HR. Muslim nomor 1982.

Tahun 2020 Puasa Asyura dan Tasua, yakni 9 dan 10 Muharram jatuh pada 28 dan 29 Agustus 2020 sehingga umat muslim dianjurkan untuk melaksanakannya sebagaimana sabda Rasulullah SAW.

Keutamaan puasa Asyura adalah bisa menghapus dosa-dosa kecil setahun yang lalu.

Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 6 Dibuka Hari Ini, Simak Cara Daftarnya 

“Dari Abu Qatadah Al-Anshari RA, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Asyura, maka beliau bersabda: Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu,” HR. Muslim nomor 1162.

Adapun Rasulullah SAW sendiri mengalami empat fase dalam menjalankan puasa Asyura, sebagaimana dilansir oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs muslim.or.id.

Fase pertama adalah beliau berpuasa, namun belum memerintahkan manusia untuk berpuasa Asyura.

Fase kedua ketika beliau datang ke Madinah dan melihat orang-orang Yahudi berpuasa, kemudian Rasulullah bertanya:

Baca Juga: Chelsea Paling Aktif, Malang Sarr dan Thiago Silva Segera Menyusul Kedatangan Ben Chilwell 

Ibnu Abbas berkata, “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa Asyura. Nabi bertanya, 'Puasa apa ini?' Mereka menjawab: 'Hari ini adalah hari yang baik, hari di mana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa'. Nabi berkata: 'Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian'. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa,” (HR.Bukhari: 2004, Muslim: 1130).

Fase ketiga adalah setelah diwajibkannya puasa Ramadan, beliau tidak lagi memerintahkan sahabatnya berpuasa Asyura dan tidak melarang, maka ini termasuk sunnah.

Fase keempat adalah Rasul bertekad untuk tidak berpuasa di hari Asyura saja untuk membedakan puasa umat Islam dengan orang Yahudi, sehingga setelah puasa Asyura, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa Tasua pada 9 Muharram atau bisa juga pada 11 Muharram.

Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-20, Inpres dan Keppres Susunan Kepanitiaan Terbit Minggu Ini 

Hal ini dilihat dari sabda Rasulullah, yaitu:

Ibnu Abbas berkata: “Ketika Nabi puasa ‘Asyuro dan beliau juga memerintahkan para sahabatnya untuk berpuasa. Para sahabat berkata: ‘Wahai Rasulullah, hari Asyura adalah hari yang diagungkan oleh Yahudi dan Nashoro!! Maka Rasulullah berkata: Kalau begitu, tahun depan Insya Allah kita puasa bersama tanggal sembelilannya juga.'” Ibnu Abbas berkata: “Belum sampai tahun depan, beliau sudah wafat terlebih dahulu,” (HR.Muslim: 1134).***

Editor: M Bayu Pratama

Tags

Terkini

Terpopuler