Dorong 'Body Positivity' dengan Hadirkan Orang Dewasa Telanjang, Acara Anak Ini Dinilai Vulgar

21 September 2020, 13:43 WIB
Cuplikan tayangan acara "Ultra Strips Down". /The Independent /

 

PR BEKASI – Acara TV anak-anak di Denmark, membuat masyarakat terlebih orang tua mengangkat alis setelah meminta beberapa orang dewasa untuk tampil tak berbusana di depan murid sekolah.

Hal tersebut dilakukan dalam upaya untuk meningkatkan body positivity.

Di studio acara “Ultra Strips Down”, yang merupakan siaran langsung, terdapat anak-anak berusia 11 hingga 13 tahun menyaksikan lima orang dewasa menanggalkan pakaian mereka.

Baca Juga: Menag Positif Covid-19, Pihak Istana Pastikan Tak Ada Penularan ke Jokowi

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The Independent, anak-anak kemudian diimbau untuk mengajukan pertanyaan mengenai tubuh mereka.

Para orang dewasa tersebut berasal dari berbagai usia, bentuk, dan ukuran tubuh yang berbeda, karena acara tersebut bertujuan untuk menghilangkan mitos mengenai “tubuh sempurna”.

“Ultra Strips Down” telah menjadi acara yang memenangkan penghargaan, tetapi mendapatkan kritikan dari beberapa orang.

Baca Juga: Senangnya Jadi Pengantin Baru di Jepang, Pemerintahnya Beri Insentif Rp84.6 Juta

Salah satunya adalah politisi sayap kanan di Denmark, Peter Skaarup yang menuduh para pembuat program memilih “cara yang vulgar” untuk mendidik anak-anak mengenai alat kelamin.

“Ini terlalu dini bagi anak-anak untuk mulai dengan alat kelamin laki-laki dan perempuan. Di usia tersebut, mereka telah memiliki banyak hal yang berputar di dalam kepala mereka,” katanya seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari The New York Times.

“Mereka harus mempelajarinya pada waktu yang tepat, dan informasi ini hendaknya disajikan oleh orang tua atau sekolah. sehingga informasi ini tidak disampaikan dengan cara yang vulgar, seperti yang dilakukan acara tersebut,” tutur Peter menambahkan.

Baca Juga: Sempat Diisukan Ditunda, Fadjroel Rachman Beri Tanggapan Terkait Kepastian Pilkada Serentak 2020

Produser acara mengatakan bahwa program tersebut dimaksudkan sebagai alat pendidikan untuk melawan body shaming dan mendorong body positivity.

Meskipun awalnya merasa enggan, anak-anak dari sekolah Orestad di Copenhagen kemudian dengan antusias mengajukan berbagai pertanyaan kepada orang dewasa yang tampil.

Pembawa acara program tersebut, Jannik Schow, yang juga ikut andil mengembangkan gagasan bersama seorang produser, memberikan tanggapannya.

Baca Juga: Tetap Patuhi Protokol Covid-19, Warga Madiun Gelar Ruwatan Massal

“Mungkin beberapa orang seperti ‘ya Tuhan, mereka menggabungkan ketelanjangan dan anak-anak’. Tapi ini tidak ada hubungannya dengan seks, ini tentang melihat tubuh sebagai hal yang alami, seperti yang dilakukan anak-anak,” tutur Jannik.

Di sisi lain, salah satu murid berusia 13 tahun yang menjadi peserta dalam acara tersebut ikut memberikan pendapatnya.

“Saya tidak terbiasa melihat relawan telanjang, dan mengajukan pertanyaan-pertanyaan kepada mereka. Tapi kami belajar tentang tubuh dan tentang bagaimana orang lain rasakan tentang tubuh mereka,” kata Ida Engelhardt Gundersen.

Baca Juga: Dokter Asal Iran Kedapatan Beli Sabu, Diintai di Sebuah Gang Sempit

Acara yang kini berada di musim keduanya, terikat pada pedoman keamanan anak yang ketat, dan orang tua harus memberikan persetujuan bagi anak-anak mereka untuk tampil di dalam acara.

Mungkin hal tersebut mengejutkan bagi orang-orang non-Denmark, tetapi acara itu sangat terkenal di sana.

Denmark terkenal dengan sikap progresif mereka terhadap pendidikan anak-anak.

Baca Juga: Cek Fakta: Habib Rizieq Disebut Jijik Dijemput Pulang ke Indonesia, Kecuali oleh Jokowi dan Megawati

Pada tahun 2014, kebun binatang Copenhagen mengizinkan anak-anak untuk menyaksikan seekor jerapah sekarat sedang dimangsa oleh sekawanan singa.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: New York Times Independent

Tags

Terkini

Terpopuler