HSN Diwarnai dengan Meninggalnya Pimpinan Gontor KH Abdullah Syukri, Menag Sampaikan Belasungkawa

22 Oktober 2020, 12:16 WIB
Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) KH Abdullah Syukri telah meninggal pada Rabu (21/10) pukul 15.50 WIB di Gontor, Ponorogo. /Instagram/ pondok.modern.gontor

PR BEKASI - Hari Santri Nasional (HSN) 2020 yang bertepatan pada hari Kamis, 22 Oktober 2020 kali ini diwarnai oleh berita duka dari salah satu pesantren bersejarah terbesar di Indonesia, Darussalam Gontor.

Pimpinan Pondok Modern Darussalam Gontor (PMDG) KH Abdullah Syukri dikabarkan telah meninggal dunia di usia ke 78 tahun.

Menanggapi hal itu, Menteri Agama (Menag) Fachrul Razi mengatakan, meninggalnya beliau membuat Indonesia kembali kehilangan tokoh pendidikan dan pembina umat.

Baca Juga: Innalillahi, Pimpinan Pondok Modern Gontor Meninggal Dunia, Ustad Yusuf Mansur Ikut Proses Pemakaman

"Indonesia kehilangan tokoh pendidikan dan sosok yang sangat konsisten membina umat," kata Menag sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari kantor berita Antara, Kamis, 22 Oktober 2020.

Ia mengatakan, KH Syukri merupakan teladan dan almarhum meninggalkan warisan, yaitu para santri Gontor yang saat ini banyak berkiprah dalam berbagai bidang.

Menurut Fachrul Razi, para santri Gontor itu adalah generasi penerus yang diharapkan dapat meneruskan nilai perjuangan almarhum.

Baca Juga: Apresiasi Kiai di Hari Santri Nasional, Fachrul Razi: Jangan Lelah Berkontribusi untuk Negeri Ini

Menag dikabarkan tak bisa hadir dalam pemakaman almarhum. Namun, ia sudah meminta Kakanwil Kemenag Jawa Timur untuk bisa hadir mewakilinya.

"Legacy almarhum sangat banyak. Alumni Gontor yang berkhidmah di berbagai bidang adalah bukti nyata keberhasilan perjuangannya. Saya berharap generasi muda bisa belajar dari kearifan dan keistiqamahan beliau," kata Fachrul Razi.

Menanggapi kabar duka tersebut, Fachrul Razi menyampaikan duka mendalam dan belasungkawa.

Baca Juga: Demo Tolak UU Cipta Kerja Dilakukan di Kawasan Patung Kuda, 8.000 Personel Gabungan Disiapkan

"Rasa duka ini makin dalam seiring wafatnya sejumlah tokoh dan pengasuh pesantren dalam beberapa bulan terakhir ini," katanya.

Sehubungan dengan Hari Santri Nasional pasti masih banyak yang belum tahu bahwa peringatan ini dimaksudkan untuk mengingat dan meneladani semangat jihad para santri merebut serta mempertahankan kemerdekaan Indonesia yang digelorakan para ulama.

Hari Santri Nasional ditetapkan lewat Keputusan Presiden Nomor 22 Tahun 2015 tentang penetapan 22 Oktober sebagai Hari Santri Nasional. Keppres tersebut ditandatangani Presiden Joko Widodo pada 15 Oktober.

Baca Juga: Jelang Satu Tahun Usia Kabinet Jokowi-Ma’ruf, Mahfud MD Rilis Pencapaian Kemenko Polhukam

Tanggal 22 Oktober dipilih karena merujuk pada satu peristiwa bersejarah yakni seruan yang dibacakan oleh Pahlawan Nasional KH Hasyim Asy'ari pada 22 Oktober 1945.

Seruan ini berisikan perintah kepada umat Islam untuk berperang (jihad) melawan tentara Sekutu yang ingin menjajah kembali wilayah Republik Indonesia pasca-Proklamasi Kemerdekaan.

Sekutu ini maksudnya adalah Inggris sebagai pemenang Perang Dunia II untuk mengambil alih tanah jajahan Jepang yang dibelakangnya terdapat pasukan Belanda yang ikut membonceng. 

Baca Juga: Polemik 'Mulut Kotor' Gus Nur, Pengamat Politik: Wong Dia Sendiri Mengaku Tidak Bisa Baca Al-Quran

Aspek lain yang melatarbelakangi penetapan HSN ini adalah pengakuan resmi pemerintah Republik Indonesia atas peran besar umat Islam dalam berjuang merebut dan mempertahankan kemerdekaan serta menjaga NKRI. 

Ini sekaligus merevisi beberapa catatan sejarah nasional, terutama yang ditulis pada masa Orde Baru, yang hampir tidak pernah menyebut peran ulama dan kaum santri.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler