Keutamaan Hadist Mengenai Malam Nisfu Sya'ban, Beberapa Amalan yang Dapat Dilakukan

- 28 Maret 2021, 14:10 WIB
Beberapa pendapat mengenai nifsu sya'ban yang jatuh malam ini, 28 Maret 2021.
Beberapa pendapat mengenai nifsu sya'ban yang jatuh malam ini, 28 Maret 2021. /bugphai/Freepik

PR BEKASI - Nisfu Sya’ban jatuh pada tanggal 15 bulan Sya’ban atau tepatnya malam ini, Minggu, 28 Maret 2021. Waktu tersebut merupakan waktu yang  diistimewakan oleh umat Islam.

Pada malam nisfu Sya’ban, umat Islam kerap melakukan beberapa amalan seperti salat sunah dan membaca doa-doa tertentu.

Alasannya, karena malam nisfu Sya’ban dianggap sebagai malam yang memiliki keutamaan.

Benarkah, di malam tersebut kita harus melakukan amalan-amalan tertentu agar memperoleh keutamaannya?

Baca Juga: Pemuda Hong Kong Alami Kelumpuhan Wajah Usai Terima Vaksin Covid-19 asal China

Baca Juga: Minta Seserahan Rp5 Miliar pada Ivan Gunawan, Ayu Ting Ting: Kalau Mau Sama Gue Syukur, Gak Juga Sok

Baca Juga: Ledakan Bom Terjadi di Gereja Katredal Makassar Minggu Pagi, Ditemukan Diduga Potongan Tubuh Pelaku

Terkait keutamaan nisfu Sya’ban, tentunya kita perlu menilik Alquran dan hadis terlebih dahulu.

Terdapat beberapa hadis yang menunjukkan keterangan tentang nisfu Sya’ban. Namun, tidak semuanya shahih. Ada juga yang dhaif.

Hadis-hadis inilah yang kerap dijadikan pedoman dalam menghidupkan malam nisfu Sya’ban tersebut.

Berikut ini beberapa hadis tersebut:

Pertama, hadis yang diriwayatkan dari Ali bin Abi Thalib.

"Jika datang malam pertengahan bulan Sya’ban, maka lakukanlah qiyamul lail, dan berpuasalah di siang harinya, karena Allah turun ke langit dunia saat itu pada waktu matahari tenggelam, lalu Allah berfirman, ‘Adakah orang yang minta ampun kepada-Ku, maka Aku akan ampuni dia.

Adakah orang yang meminta rezeki kepada-Ku, maka Aku akan memberi rezeki kepadanya.

Adakah orang yang diuji, maka Aku akan selamatkan dia, dst…?’ (Allah berfirman tentang hal ini) sampai terbit fajar." (HR. Ibnu Majah, 1/421; HR. al-Baihaqi dalam Su’abul Iman, 3/378).

Hadits di atas diriwayatkan dari jalur Ibnu Abi Sabrah, dari Ibrahim bin Muhammad, dari Mu’awiyah bin Abdillah bin Ja’far, dari ayahnya, dari Ali bin Abi Thalib, secara marfu’ (sampai kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam).

Hadits dengan redaksi di atas adalah hadits maudhu’ karena perawi bernama Ibnu Abi Sabrah statusnya muttaham bil kadzib (tertuduh berdusta), sebagaimana keterangan Ibnu Hajar dalam At-Taqrib.

Imam Ahmad dan gurunya (Ibnu Ma’in) berkomentar tentang Ibnu Abi Sabrah, "Dia adalah perawi yang memalsukan hadits." (Silsilah Dha’ifah, no. 2132).

Baca Juga: LIVE STREAMING MotoGP Qatar Hari Ini, Francesco Bagnaia Raih Pole Position dan Langsung Pecahkan Rekor

Kedua, hadis yang diriwayatkan dari A’isyah, bahwa beliau menuturkan:

"Aku pernah kehilangan Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Kemudian aku keluar, ternyata beliau di Baqi, sambil menengadahkan wajah ke langit.

Nabi bertanya; "Kamu khawatir Allah dan Rasul-Nya akan menipumu?" (maksudnya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak memberi jatah Aisyah).

Aisyah mengatakan: Wahai Rasulullah, saya hanya menyangka anda mendatangi istri yang lain.

Kemudian Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah turun ke langit dunia pada malam nisfu syaban, kemudian Dia mengampuni lebih dari jumlah bulu domba bani kalb."

Hadis ini diriwayatkan At-Turmudzi, Ibn Majah dari jalur Hajjaj bin Arthah dari Yahya bin Abi Katsir dari Urwah bin Zubair dari Aisyah.

At-Turmudzi menegaskan: "Saya pernah mendengar Imam Bukhari mendhaifkan hadis ini." Lebih lanjut, imam Bukhari menerangkan: "Yahya tidak mendengar dari Urwah, sementara Hajaj tidak mendengar dari Yahya." (Asna Al-Mathalib, 1/84).

Ibnul Jauzi mengutip perkataan Ad-Daruquthni tentang hadis ini:

"Diriwayatkan dari berbagai jalur, dan sanadnya goncang, tidak kuat." (Al-Ilal Al-Mutanahiyah, 3/556).

Akan tetapi hadis ini dishahihkan Al-Albani, karena kelemahan dalam hadis ini bukanlah kelemahan yang parah, sementara hadis ini memiliki banyak jalur, sehingga bisa terangkat menjadi shahih dan diterima. (Silsilah Ahadits Dhaifah, 3/138).

Baca Juga: Kisruh Partai Demokrat Kian Memanas, Mahfud MD: Pemerintah Tidak Boleh Larang Moeldoko Ikut KLB

Ketiga, hadis dari Abu Musa Al-Asy’ari, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

"Sesungguhnya Allah melihat pada malam pertengahan Sya’ban. Maka Dia mengampuni semua makhluknya, kecuali orang musyrik dan orang yang bermusuhan."

Hadis ini memiliki banyak jalur, diriwayatkan dari beberapa sahabat, diantaranya Abu Musa, Muadz bin Jabal, Abu Tsa’labah Al-Khusyani, Abu Hurairah, dan Abdullah bin Amr radhiyallahu ‘anhum.

Hadis dishahihkan oleh Imam Al-Albani dan dimasukkan dalam Silsilah Ahadits Shahihah, no. 1144. Beliau menilai hadis ini sebagai hadis shahih, karena memiliki banyak jalur dan satu sama saling menguatkan.

Meskipun ada juga ulama yang menilai hadis ini sebagai hadis lemah, dan bahkan mereka menyimpulkan semua hadis yang menyebutkan tentang keutamaan nisfu syaban sebagai hadis dhaif.

Baca Juga: Viral Video Oknum Guru TK Gendong dan Banting Anak Muridnya di Kelas, Warganet: Bisa Trauma Tuh

Jadi, terkait keistimewaan malam nisfu Sya’ban memang hal itu ada dalam riwayat.

Hal ini berdasarkan hadis, sebagaimana yang telah disebutkan. Namun, sebagian hadis ini hadis yang dhaif.

Nyatanya, belum ditemukan satu pun riwayat shahih, yang menganjurkan amalan khusus maupun ibadah tertentu ketika nisfu Syaban, baik berupa puasa atau shalat.

Hadis shahih tentang malam nisfu syaban hanya menunjukkan bahwa Allah mengampuni semua hamba-Nya di malam nishfu sya’ban, tanpa dikaitkan dengan amalan tertentu.***

Editor: M Bayu Pratama


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah