PR BEKASI - Presiden Jokowi meminta agar sekolah tatap muka dilakukan secara hati-hati dengan jumlah maksimal kehadiran adalah 25 persen dari total murid.
Hal tersebut ditegaskan oleh Budi Gunadi di Kantor Presiden Jakarta, Senin, Juni 2021. Dalam konferensi pers yang juga dihadiri oleh Menko Perekonomian Airlangga Hartarto, Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto, Kapolri Jenderal Pol Listyo Sigit Prabowo dan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Ganip Warsito.
"Bapak presiden tadi mengarahkan, pendidikan tatap muka yang nanti akan dimulai harus dijalankan dengan ekstra hati-hati. Tatap muka dilakukan secara terbatas. Pertama hanya boleh maksimal 25 persen dari total murid," ujar Budi.
Baca Juga: Kemendikbud Bolehkan Sekolah Tatap Muka, 10 Sekolah di Jakarta Pusat Ini Lakukan Uji Coba
"Tidak boleh lebih dari dua hari seminggu, setiap hari maksimal hanya dua jam," ujar Budi Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.
Selanjutnya porsi menghadirkan anak didik ke sekolah tetap ditentukan oleh orang tua dan semua guru sudah harus selesai divaksinasi sebelum dimulai.
"Jadi mohon kepada kepala daerah karena vaksin kita kirim ke daerah, prioritaskan guru dan lansia, guru harus sudah divaksinasi sebelum tatap muka terbatas dilaksanakan," ujar Budi.
Baca Juga: Sekolah Tatap Muka secara Terbatas Diperbolehkan, Begini Kata Mendikbud
Pemerintah pusat menargetkan pembelajaran tatap muka secara terbatas bisa dimulai pada Juli 2021.