Tata Cara Salat Idul Adha, Lengkap dengan Niat dalam Bahasa Arab, Latin, dan Terjemahannya

- 18 Juli 2021, 20:33 WIB
Tata cara salat Idul Adha lengkap dengan niat tulisan bahasa arab, latin, dan terjemahannya.
Tata cara salat Idul Adha lengkap dengan niat tulisan bahasa arab, latin, dan terjemahannya. /Freepik/h9images

PR BEKASI – Hari Raya Idul Adha 2021 atau Hari Raya Kurban tahun ini masih dengan situasi pandemi Covid-19.

Oleh karena itu, Menteri Agama¸ Yaqut Cholil Qoumas mengimbau kepada masyarakat yang tinggal di daerah zona merah atau oranye tidak dibolehkan untuk salat Idul Adha di masjid.

Imbauan itu sama seperti tahun lalu bahwa masyarakat yang tinggal di daerah tersebut diminta untuk melaksanakan salat Idul Adha di rumah.

Baca Juga: Bolehkah Menunda Kurban di Hari Raya Idul Adha Tahun Depan? Simak Penjelasan Buya Yahya

Meski diimbau untuk tetap di rumah, bukan berarti tidak bisa melangsungkan salat Idul Adha.

Karena, meskipun di rumah aja, pelaksanaan salat Idul Adha bisa dilakukan baik sendirian maupun berjamaah dengan keluarga di rumah.

Dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari laman NU Online, berikut tata cara salat Idul Adha menurut kitab Fashalatan karya Syekh KHR Asnawi, salah satu pendiri Nahdlatul Ulama asal Kudus:

Baca Juga: Idul Adha 1442 Hijriah, Simak Arti dan Makna Mendalam di Baliknya
 
Pertama, apabila pelaksanaan salat Idul Adha dilakukan tanpa makmum atau sendirian, berikut bunyi niat salat Idul Adha sendiri:

“ushallî rak‘ataini sunnata li ‘îdil adlhâ”

Kemudian, apabila menjadi imam ditambah “imâman” dan kalau menjadi makmum maka ditambah “makmûman”.

أُصَلِّي رَكْعَتَيْنِ سُنَّةَ لعِيْدِ اْلأَضْحَى )مَأْمُوْمًا \ إِمَامًا( لِلّهِ تَعَــــــــالَى

(Ushalli rak’ataini sunnata li ‘idil adha (ma’muman atau imaman) lillahi ta’ala)

Baca Juga: Makna Idul Adha 2021, Hari Raya Kurban di Zulhijjah yang Miliki Pesan Mendalam Kisah Nabi Ibrahim

Artinya: “Aku berniat shalat sunnah Idul Adha dua rakaat (menjadi makmum atau imam) karena Allah ta’ala.”

Kedua, takbiratul ihram seperti salat biasa.

Kemudian, setelah membaca doa iftitah, kembali melakukan takbir hingga tujuh kali untuk rakaat pertama.

Baca Juga: PPKM Darurat, Pemkab Bekasi Tiadakan Takbiran dan Salat Idul Adha

Setelah itu, di antara takbir-takbir itu dianjurkan membaca:

اللهُ أَكْبَرُ كَبِيرًا، وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ كَثِيرًا، وَسُبْحَانَ اللهِ بُكْرَةً وَأَصِيلًا

Artinya: “Allah Maha besar dengan segala kebesaran, segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, Maha suci Allah, baik waktu pagi dan petang.” Atau boleh juga membaca:

 سُبْحَانَ اللهِ وَالْحَمْدُ لِلّٰهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ وَاللهُ أَكْبَرُ

(Subhanallah wal hamdulillah wa la ilaha illallah wallahu akbar)  

Artinya: “Mahasuci Allah, segala puji bagi Allah, tiada tuhan selain Allah, Allah Mahabesar.”

Baca Juga: Alasan Hari Arafah 9 Dzulhijjah Penting bagi Umat Islam, Satu-satunya Hari Allah SWT Bersumpah

Ketiga, membaca Surat al-Fatihah.

Setelah membaca surat Al-Fatihah, selanjutnya membaca surat Al-A’la hingga kemudian berlanjut ke rukuk, sujud, duduk di antara dua suju, dan seterusnya hingga berdiri lagi seperti salat biasa.

Keempat, dalam posisi berdiri kembali pada rakaat kedua, takbir lagi sebanyak lima kali seraya mengangkat tangan dan melafalkan “allâhu akbar” seperti sebelumnya.

Baca Juga: Penjelasan Hari Arafah 9 Dzulhijjah, saat Ayat Terakhir di Al-Quran Turun pada Rasulullah usai Khutbah

Di antara takbir-takbir itu, lafalkan kembali bacaan sebagaimana dijelaskan pada poin kedua.

Kemudian, membaca bacaan seperti salat biasa namun untuk surat pendek di rakaat kedua yaitu Surat al-Ghâsyiyah, berlanjut hingga selesai.

Diketahui, pada momen Idul Adha, umat Islam dianjurkan memperbanyak takbir. Takbiran dilaksanakan sejak setelah shubuh pada hari Arafah (9 Dzulhijjah) hingga selesainya hari tasyrik, yakni 11, 12, 13 Dzulhijjah.***

Editor: Elfrida Chania S

Sumber: Instagram NU Online @nuonline_id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x