Selain itu menurut penelitian itu juga dijelaskan bahwa orang yang tidak kidal cenderung menghabiskan lebih banyak waktu untuk menggunakan lubang kiri mereka untuk bernapas.
Namun menurut Benninger, tidak ada yang yakin mengapa siklus hidung terjadi. Namun terdapat salah satu teori yang banyak dipercayai, yaitu tujuannya untuk menjaga kelembaban lubang hidung.
Baca Juga: Sependeritaan Akibat Pendudukan Israel, Kristen Palestina: Kami seperti Tak Diizinkan Bernapas
"Beberapa orang berspekulasi bahwa itu ada hubungannya dengan membiarkan kelembaban menumpuk di satu sisi sehingga tidak terlalu kering," katanya.
Benninger juga melanjutkan, siklus yang sebenarnya terjadi setiap saat pada manusia tersebut mungkin dapat lebih terlihat saat tidur.
Jika seseorang berbaring miring ke kanan, misalnya, gravitasi akan menyebabkan lubang hidung bagian bawah atau lubang hidung kanan menjadi lebih sesak.
Jika siklus telah menetapkan lubang hidung kanan menjadi lebih padat secara alami pada saat itu, tidak ada efek yang berarti.
Baca Juga: Tak Bisa Bernapas, Pasien Covid-19 Ini Terima Paru-paru Baru dari Pendonor yang Masih Hidup
Tetapi jika siklus hidung telah membuat lubang hidung sebelah kiri lebih sesak dan lubang hidung sebelah kanan tersumbat karena posisi tidur miring, pernapasan mungkin menjadi sulit, dan orang tersebut mungkin terbangun.
Biasanya, lanjut Benninger, orang memperhatikan siklus hanya jika mereka memiliki penyumbatan yang konsisten pada satu sisi hidung mereka.