Bayangan dari Tetangga Banyak Terlihat, Berikut 10 Fenomena Astronomi di Bulan Juli 2020

- 2 Juli 2020, 15:08 WIB
ILUSTRASI fenomena langit.&
ILUSTRASI fenomena langit.& /Pixabay/

PR BEKASI - Memasuki bulan Juli 2020, fenomena langit akan menghiasi mata masyarakat dunia.

Sejak Januari hingga Juni 2020, fenomena-fenomena alam langka telah terjadi dan sempat memanjakan mata masyarakat di sejumlah negara.

Mungkin terdapat beberapa fenomena langit yang sudah sering kita jumpai. Namun, ada juga yang tidak bisa dilihat secara langsung.

Fenomena langit merupakan sebuah peristiwa astronomi yang sangat menarik untuk disaksikan. Tentu saja, peristiwa tersebut melibatkan satu atau lebih benda-benda langit.

Baca Juga: NASA Rilis Film Timelapse Satu Dekade Matahari dalam Satu Jam 

Dikutip Pikiranrakyat-bekasi.com dari akun Instagram resmi Pusat Sains Antariksa Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan), menyebutkan akan ada 10 fenomena langit astronomi yang diprediksi akan terjadi hingga pertengahan bulan Juli 2020.

1. Konjungsi Inferior Merkurius

Lapan mengumumkan fenomena astronomi yang paling awal terjadi adalah konjungsi inferior Merkurius pada 1 Juli 2020.

Konjungsi inferior Merkurius yakni posisi ketika Matahari, Merkurius, dan Bumi berada pada satu garis lurus. Saat itu, Lapan menyebut posisi Merkurius berada dekat Manzilah Alhena di konstelasi Gemini.

Posisi Merkurius dengan Matahari pada saat fenomena itu berlangsung adalah sebesar 0,563 sa atau 84,2 juta kilometer.

Baca Juga: Cek Fakta: Tersiar Kabar Erick Thohir Bakal di Ganti Ahok sebagai Menteri BUMN 

2. Puncak Fase Purnama

Puncak fase purnama akan terjadi pada 5 Juli 2020. Ketika purnama, Bulan akan berjarak 379.148 kilometer dari Bumi dengan diameter tampak sebesar 31,5 menit busur.

Fase ini akan terjadi pada pukul 11.44 WIB. Bulan ini juga dikenal sebagai Bulan Guntur Penuh dan Bulan Wort Penuh.

3. Gerhana Bulan Penumbra

Gerhana Bulan Penumbra akan kembali terjadi pada 5 Juli 2020. Akan tetapi, Lapan menyebut fenomena itu tidak dapat dilihat di Indonesia karena Bulan sudah berada di bawah ufuk.

Wilayah yang bisa menyaksikan gerhana bulan penumbra adalah Kanada, Amerika Serikat, Meksiko, dan negara-negara di Kepulauan Karibia.

Gerhana Bulan penumbra kali ini terjadi mulai pukul 10.17.23 WIB hingga 12.52.21 WIB dengan puncak gerhana pada pukul 11.29.51 WIB.

Baca Juga: Diduga Kubur Janin Bayi Hasil Hubungan Gelap, Dua Sejoli Digeladang Polisi 

4. Konjungsi Bulan dan Jupiter

Fenomena langit lain yang akan terjadi adalah konjungsi Bulan dan Jupiter. Fenomena ini terjadi pada 5-6 Juli 2020.

Waktu terbaik untuk mengamatinya adalah ketika fajar bahari/nautika yaitu sekira pukul 5.00 WIB dengan jarak pisah dua derajat. Saat itu, posisi Jupiter berada di sebelah utara atau kanan Bulan.

5. Konjungsi Bulan dan Saturnus

Lapan menyebut konjungsi Bulan dan Saturnus akan berlangsung pada tanggal 6-7 Juli 2020. Waktu terbaik untuk menikmati fenomena itu adalah ketika keduanya telah terbit di ufuk Barat yakni pada pukul 19.00 WIB dengan jarak pisah tiga derajat dan posisi Saturnus berada di Barat Daya atau kiri atas Bulan.

6. Konjungsi Bulan dan Mars

Pada 12 Juli 2020, Lapan menyebut akan terjadi konjungsi Bulan dan Mars. Puncak fenomena itu terjadi pada pukul 5.48 WIB dengan jarak pisah 1,25 derajat, yang mana posisi Mars berada di Barat atau bawah Bulan jika menghadap ke Barat Laut.

Baca Juga: Detik-detik Wanita Melahirkan Bayi Sambil Berdiri di Parkiran Rumah Sakit 

7. Konjungsi Venus-Aldebaran

Konjungsi Venus-Aldebaran akan berlangsung 12 Juli 2020. Fenomena itu diklaim dapat diamati ketika fajar nautika/bahari yakni sekitar pukul 5.00 WIB dengan jarak pisah 57,7 menit busur atau 0,96 derajat.

8. Fenomena Apgee Bulan

Pada 13 Juli 2020 akan terjadi fenomena Apgee Bulan atau posisi terjauh bulan dengan bumi. Pada pukul 2.26 WIB, Bulan akan berada pada posisi terjauh dari Bumi, yakni 404.158 kilometer.

9. Fase Perbani Akhir

Lapan mengatakan fase perbani akhir akan terjadi pada 13 Juli 2020. Saat itu, posisi Bulan, Bumi, dan Matahari membentuk sudut 90 derajat.

Saat fenomena itu terjadi, Bulan akan terbit ketika tengah malam dan berkulminasi ketika Matahari terbit. Sehingga, Bulan dapat diamati bahkan ketika pagi hari hingga terbenam.

Fase perbani akhir ini terjadi pada sekira pukul 6.28.51 WIB dan dapat diamati dengan mata telanjang meskipun langit sudah terang. Jarak Bulan dari Bumi sebesar 404.140 kilometer.

Baca Juga: Penggunaan Kantong Plastik di Jakarta Resmi Dilarang, Pedagang dan Rakyat Kecil Menjerit  

10. Oposisi Jupiter

Fenomena oposisi Jupiter akan terjadi pada 14 Juli 2020. Saat terjadi fenomena ini, posisi Jupiter, Bumi, dan Matahari berada pada satu garis lurus.

Seperti fase bulan purnama, Jupiter dapat terlihat paling terang jika teramati dari Bumi. Puncak oposisi Jupiter terjadi pada pukul 15.03 WIB.

Namun, Jupiter masih di bawah ufuk ketika terjadi oposisi jika diamati di Indonesia. sehingga hanya bisa diamati ketika Jupiter telah terbit beriringan dengan terbenamnya Matahari hingga terbenamnya Jupiter.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: Lapan.go.id


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x