Baca Juga: Pendaftaran Kartu Prakerja Gelombang 6 Dibuka Hari Ini, Simak Cara Daftarnya
“Dari Abu Qatadah Al-Anshari RA, Rasulullah SAW ditanya tentang puasa hari Asyura, maka beliau bersabda: Puasa Asyura dapat menghapuskan dosa-dosa kecil setahun yang lalu,” HR. Muslim nomor 1162.
Adapun Rasulullah SAW sendiri mengalami empat fase dalam menjalankan puasa Asyura, sebagaimana dilansir oleh Pikiranrakyat-Bekasi.com dari situs muslim.or.id.
Fase pertama adalah beliau berpuasa, namun belum memerintahkan manusia untuk berpuasa Asyura.
Fase kedua ketika beliau datang ke Madinah dan melihat orang-orang Yahudi berpuasa, kemudian Rasulullah bertanya:
Baca Juga: Chelsea Paling Aktif, Malang Sarr dan Thiago Silva Segera Menyusul Kedatangan Ben Chilwell
Ibnu Abbas berkata, “Nabi tiba di Madinah dan dia mendapati orang-orang Yahudi sedang berpuasa Asyura. Nabi bertanya, 'Puasa apa ini?' Mereka menjawab: 'Hari ini adalah hari yang baik, hari di mana Allah telah menyelamatkan Bani Israil dari kejaran musuhnya, maka Musa berpuasa sebagai rasa syukurnya kepada Allah. Dan kami-pun ikut berpuasa'. Nabi berkata: 'Kami lebih berhak terhadap Musa daripada kalian'. Akhirnya Nabi berpuasa dan memerintahkan manusia untuk berpuasa,” (HR.Bukhari: 2004, Muslim: 1130).
Fase ketiga adalah setelah diwajibkannya puasa Ramadan, beliau tidak lagi memerintahkan sahabatnya berpuasa Asyura dan tidak melarang, maka ini termasuk sunnah.
Fase keempat adalah Rasul bertekad untuk tidak berpuasa di hari Asyura saja untuk membedakan puasa umat Islam dengan orang Yahudi, sehingga setelah puasa Asyura, umat Islam dianjurkan untuk berpuasa Tasua pada 9 Muharram atau bisa juga pada 11 Muharram.
Baca Juga: Jelang Piala Dunia U-20, Inpres dan Keppres Susunan Kepanitiaan Terbit Minggu Ini