Tapi dia tidak pernah membayangkan itu akan muncul di monarki, sebuah institusi yang dilindungi dari pengawasan dan kritik oleh hukum lese majeste.
"Dulu ketika bangsawan lewat, kami bahkan tidak bisa berjalan di sekitar daerah itu," ujarnya.
Bahkan, mereka diminta untuk menghentikan semuanya dan berlutut ke tanah.
"Kami banyak berubah. Kami melanggar tabu," ujarnya.***
Editor: M Bayu Pratama
Sumber: CNA