Ekonomi Turun Akibat Covid-19, Sri Mulyani Pastikan Anggaran Pendidikan Tidak Terganggu

- 2 November 2020, 21:52 WIB
Menteri Keuangan, Sri Mulyani.
Menteri Keuangan, Sri Mulyani. /Antara

PR BEKASI - Saat ini, pemerintah tengah berkomitmen untuk dapat memperbaiki kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) agar terus dapat bersaing dengan negara lain.

Menurut Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani, peningkatan kualitas SDM akan mampu menciptakan lapangan pekerjaan karena terbentuknya karakter yang inovatif, kreatif hingga kompetitif dalam melihat suatu perubahan.

Oleh karena itu, meski ekonomi sedang tertekan akibat pandemi Covid-19, Sri Mulyani telah menetapkan bahwa anggaran pendidikan tetap menjadi prioritas pemerintah yaitu dengan mengalokasikan 20 persen dari APBN.

“Anggaran pendidikan harus 20 persen dari APBN, no matter what. Artinya mau kondisi APBN lagi kempes, lagi besar, ekonomi menghadapi Covid-19, itu tidak boleh dikompromikan,” kata Sri Mulyani di Jakarta, Senin, 2 November 2020, yang dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara.

Baca Juga: Ma'ruf Amin Keluarkan 'Taji' Bentuk FKUB Tingkat Pusat, Cegah Konflik Umat Beragama Dipolitisasi 

Sri Mulyani menjelaskan, salah satu hasil dari pengalokasian anggaran pendidikan sebesar 20 persen dari APBN adalah pemberian beasiswa LPDP kepada lebih dari 20 ribu masyarakat Indonesia.

Bahkan tahun ini, penerima LPDP berjumlah 1.659 orang, yang terdiri dari 785 orang laki-laki dan 877 orang perempuan.

Sri Mulyani merinci pengalokasian berdasarkan wilayah yakni untuk Sumatra 249 orang, Jawa 1.041 orang, Kalimantan 55 orang, Nusa Tenggara dan Bali 132 orang, Sulawesi 132 orang, Papua 30 orang, dan Maluku 28 orang.

“Yang mengambil Phd 323 orang, dokter spesialis 54 orang, dan magister 1.263 orang,” ujar Sri Mulyani yang menjelaskan strata pendidikan yang diambil.

Baca Juga: Ridwan Kamil Tetapkan UMP Jabar Tidak Naik, SPSI Bekasi Raya: Aspirasi Pekerja Tetap Kehendaki Naik 

Selain itu, pemerintah juga sedang mengalokasikan anggaran untuk penyandang disabilitas, Indonesia timur, hingga anak-anak dari keluarga prasejahtera.

Sri Mulyani menegaskan, pemerintah turut memprioritaskan anak yang berasal dari keluarga miskin untuk tetap bersekolah sebagai langkah untuk memutus rantai kemiskinan.

“Mulai dari pendidik usia dini, kita harus berpihak kepada keluarga miskin, make sure for the next generation-nya tidak miskin. Harus dipotong itu tali kemiskinan antargenerasi,” kata Sri Mulyani.

Tak hanya itu, Sri Mulyani juga memastikan pemerintah turut meningkatkan mutu dosen-dosen pendidik, agar mahasiswa mendapatkan kualitas pendidikan yang diharapkan termasuk oleh industri.

Baca Juga: Harga Makanan PT KAI Dibicarakan Warganet, Fiersa Besari: Yang Mahal Makan Asam Garam Kehidupan 

Menurut Sri Mulyani, saat ini mahasiswa di Indonesia masih kurang mendapatkan kualitas pendidikan seperti yang diharapkan oleh industri sehingga ketika lulus tetap sulit mencari pekerjaan.

“Begitu dia lulus semakin tinggi (pendidikan) bukannya mendapatkan pekerjaan, malah dia gap-nya semakin besar dan itu bisa menimbulkan frustasi karena dia merasa sudah well educated, tapi tidak fit dengan kesempatan kerja yang ada,” ujar Sri Mulyani.***

Editor: M Bayu Pratama

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah