Kalahkan Instagram hingga YouTube, Begini Perjalanan TikTok hingga Microsoft Ingin Mengakuisisinya

8 September 2020, 14:32 WIB
Tiktok. /

 

PR BEKASI – TikTok saat ini menjadi aplikasi yang tengah digandrungi oleh pengguna sosial media di berbagai negara.

Hal ini disebabkan karena TikTok memiliki fitur yang menyenangkan dan mudah digunakan.

TikTok mulai mengalami peningkatan jumlah pengguna sejak September 2018 di mana jumlah penginstal bulanannya melebihi jumlah penginstal Instagram, Facebook, Snapchat, YouTube, dan aplikasi sosial media lainnya.

Baca Juga: Kemenkeu Beri Bantuan Tunai Rp2,4 Juta untuk 15 Juta UMKM, Berikut Link Formulirnya

Dalam perjalanannya, Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyatakan untuk memblokir aplikasi TikTok di AS dengan alasan keselamatan negara karena memiliki data pribadi pengguna AS sebanyak 100 juta orang.

Hal ini menyebabkan pihak induk perusahaan TikTok yakni bytedance tidak bisa beroperasinya di negara tersbeut.

Akhirnya perusahaan besar asal AS, yakni Microsoft Corp menawarkan proposal yang berisi rencana divestasi bisnis yang akan mengambil alih seluruh bisnis Bytedance di AS.

Baca Juga: Puan Maharani Tekankan Urgensi Penanganan COVID-19 di Sidang Umum AIPA

Negoisasi penawaran akuisisi ini ditargetkan akan selesai pada 15 September 2020. Selain Microsoft, ada beberapa yang juga menawarkan akuisisi TikTok.

Awalnya TikTok tidak jauh berbeda dengan aplikasi media sosial yang berpusat pada video lainnya seperti Snapchat, Vine, atau Dubsmash.

Hal berbeda yang dimiliki adalah TikTok menawarkan algoritma serta serangkaian efek visual yang canggih, serta menawarkan lebih banyak fitur kepada penggunanya.

Baca Juga: Jelang Pilkada Serentak 2020, Joko Widodo: Penerapan Protokol Kesehatan Tak Ada Tawar Menawar!

TikTok bukanlah aplikasi pertama yang menawarkan hal serupa, sebelumnya sudah ada Musical.ly yang identik dengan TikTok diluncurkan oleh pengusaha Tiongkok, Alex Zhu dan Luyu Yang pada 2014.

Sebagaimana dilansir Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Vox, pada November 2017 perusahaan teknologi yang berbasis di Beijing, yakni Bytedance, mengakuisisi Musical.ly sekira 1 miliar dolar.

Sehingga Musical.ly akhirnya berada di bawah Bytedance dengan nama Douyin. Nama TikTok di Tiongkok adalah Douyin.

Baca Juga: Australia - Tiongkok Kembali Memanas, 2 Jurnalis Australia Dipulangkan karena Alasan Keamanan

Pada 2018 TikTok menyerap Musical.ly dan semua akun Musical.ly otomatis dimigrasi ke TikTok.

TikTok juga secara agresif melakukan iklan dan promosi melalui YouTube untuk menarik lebih banyak pengguna dan menarik banya selebriti.

New York Times memuji TikTok sebagai satu-satunya jejaring sosial yang benar-benar menyenangkan yang ada.

Baca Juga: Bermain Tanpa Busana, Pemain-pemain Ini Lakukan Aksi Protes Terhadap Buruknya Sistem Sepak Bola

TikTok memungkinkan penggunanya untuk bisa lebih mudah terkenal atau viral. Hal ini dikemukakan oleh Andre Swilley, seorang TikToker dengan lebih dari 6.3 juta pengikut.

“Fokus utama saya adalah acting. Jujur saja saya baru masuk (musik) tahun ini. Saya tidak melakukan banyak hal dengan lagu saya yang lain, tetapi dengan ‘Pistol’ (judul lagu), saya menaruhnya di sana (TikTok) dan challenge itu sangat membantu,” ucap Swilley.

Baca Juga: Cari Bibit Penulis Film Layar Lebar, Falcon Pictures Gelar 'Script Hunt' Hingga 31 Oktober 2020

Lagu Andre Swilley yang berujudul ‘Pistol’ akhirnya bisa booming berkat bantuan TikTok karena akhirnya bisa dengan mudah tersebar luas dan diketahui banyak orang.

“Jika Anda ingin membantu musik atau karya apapun, Anda tentu harus menggunakan TikTok untuk membantu karirmu. Apapun industri yang Anda lakukan, TikTok akan menolongmu,” tutur Swilley.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Vox

Tags

Terkini

Terpopuler