PR BEKASI - Banyaknya kasus transaksi informasi data pribadi konsumen yang diperjual belikan atau dimanfaatkan oleh sejumlah pihak terkait penggunaan teknologi seperti aplikasi, membuat banyak masyarakat semakin berhati-hati.
Tidak hanya masyarakat, pemerintah maupun organisasi juga ikut mengantisipasi pencurian data kelompoknya untuk dimanfaatkan tanpa sepengetahuan, untuk suatu keuntungan yang justru merugikan pihak lain.
Peningkatan pengumpulan data selama pandemi, gejolak politik yang menyebar dan berkembang ke platform digital membuat publik menjadi sadar tentang pengumpulan data tanpa batas.
Baca Juga: Bahaya Anggap Sepele Tersedak Bisa Sebabkan Kematian, Ketahui Cara Penanganannya
Seperti dikatakan oleh pakar privasi di Kaspersky, Vladislav Tushkanov, bahwa tahun lalu menjadi momen bagi konsumen menyadari seberapa besar informasi yang mereka bagikan memiliki dampak di kemudian hari.
"Privasi telah menjadi topik panas di persimpangan kepentingan pemerintah, perusahaan dan pribadi, yang memunculkan banyak tren yang berbeda dan bahkan bertentangan (perihal) bagaimana data tersebut dikumpulkan dan (berujung) privasi dipertahankan atau justru sebaliknya, dilanggar," kata Tushkanov seperti dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Antara, Rabu, 3 Februari 2021.
Di sisi lain konsumen yang membutuhkan privasi membuka peluang bagi sejumlah pihak. Diprediksi ke depan akan banyak pihak yang hadir menawarkan produk yang berfokus kepada penjagaan privasi dalam bentuk beragam dan hal ini akan terus berkembang.
Kemudian dari sisi pemerintah juga diprediksi akan lebih menaruh perhatian pada akumulasi data berteknologi besar dan lebih aktif untuk menegaskan peraturan perihal penggunaan data.