Cara kerja Buoy ini nantinya akan mengawasi dan mencatat perubahan tingkat air laut di samudra.
Alat pendeteksi tersebut terhubungan dengan sistem Ina-Tews yang pertama kali diluncurkan pada November 2008 dengan memiliki dua sistem pemantauan.
Pertama adalah sistem pemantauan darat yang terdiri dari jaringan seismometer broadband dan GPS.
Baca Juga: Minta KPK Hiraukan Opini Negatif, Mahfud MD: Tak Perlu Dijawab, Biar Bicara dengan Fakta dan Data
Kedua, sistem pemantauan laut (sea monitoring system) terdiri atas buoy, tide gauge, dan CCTV.
Indonesia sebelumnya memang sudah memasang buoy tsunami setidaknya ada sembilan buoy dibuat Indonesia, dua buoy dibuat Amerika, dan satu buoy dari Malaysia.
Lalu ada juga sembilan buoy lainnya sumbangan Jerman.
Semua buoy tersebut ditempatkan di seluruh titik di lautan Indonesia, seperti di Laut Sumatera, Jawa, Flores, Maluku, dan Banda.
Buoy ini bertugas agar dapat membantu Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) dalam memberikan peringatan dini tsunami.