Ilmuwan Kembangkan Electronic Nose, Teknologi yang Bisa Deteksi Kanker yang Sulit Dipahami

- 5 Juni 2021, 09:58 WIB
'Electronic Nose' atau hidung elektronik berhasil mendeteksi kanker yang sulit dipahami.
'Electronic Nose' atau hidung elektronik berhasil mendeteksi kanker yang sulit dipahami. /Pixabay /AhmadArdity

PR BEKASI - Para ilmuwan telah mengembangkan 'Electronic Nose' atau hidung elektronik baru yang mampu mengendus tanda-tanda molekuler dari kanker pankreas dan ovarium yang sulit dideteksi dalam uap yang berasal dari sampel darah.

Alat tes berbasis penciuman elektronik tersebut menggunakan algoritma pembelajaran mesin untuk mengidentifikasi kombinasi unik dari senyawa organik yang mudah menguap atau VOC, dalam uap yang keluar dari sampel plasma darah.

Di laboratorium, teknologi tersebut mampu mendeteksi dan mengidentifikasi sel kanker yang sulit ditangkap dengan akurasi 95 persen.

Baca Juga: Arab Saudi Belum Tentukan Kuota, PAN Heran dengan Keputusan Kemenag yang Batalkan Keberangkatan Haji 2021

Para peneliti dijadwalkan untuk merinci kemampuan diagnostik teknologi pada 4 Juni di pertemuan tahunan American Society of Clinical Oncology.

Meskipun teknologi uji penciuman elektronik masih dalam tahap awal, tetapi dalam pengembangnya perangkat ini memiliki potensi besar.

"Data menunjukkan kami dapat mengidentifikasi tumor ini pada tahap lanjut dan awal, yang sangat menarik," kata A. T. Charlie Johnson selaku pemimpin peneliti, dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com melalui UPI, sabtu, 5 Juni 2021.

Baca Juga: Tak Hadir, Ketua KPK Firli Bahuri Ogah Ladeni Tantangan Debat Terbuka soal TWK

"Jika dikembangkan dengan tepat untuk pengaturan klinis, ini berpotensi menjadi tes yang dilakukan pada pengambilan darah standar yang mungkin menjadi bagian dari fisik tahunan Anda," kata Johnson.

Johnson dan rekan-rekannya saat ini bekerja sama dengan perusahaan VOC Health untuk menyiapkan perangkat produksi komersial.

Sebagai informasi Volatile Organic Compound (VOC) adalah senyawa yang mengandung karbon yang menguap pada tekanan dan temperatur tertentu atau memiliki tekanan uap yang tinggi pada temperatur ruang.

Baca Juga: Menag Gus Yaqut Disebut Hanya Lulusan SMA, Ferdinand ke Novel Bamukmin: Anak SD Lebih Cerdas Kata-katanya

VOC sangat berbahaya dan menjadi perhatian banyak kalangan, sehingga banyak Negara yang membuat peraturan khusus untuk mengurangi dampak dari VOC tersebut, dikutip dari healthsafetyprotection.com.

Penelitian sebelumnya juga telah menunjukkan bahwa sel kanker mengeluarkan VOC yang berbeda dari senyawa yang berasal dari sel tumor jinak.

Untuk membangun perangkat mereka, para peneliti mengkalibrasi nanosensor untuk mendeteksi VOC ini.

Baca Juga: Peneliti Ungkap Vitamin D Belum Tentu Bisa Kurangi Risiko Tertular Covid-19

Teknologi ini mengandalkan kecerdasan buatan untuk membedakan antara kombinasi yang bermasalah dan jinak dari senyawa organik yang mudah menguap.

Setelah melatih algoritma pembelajaran mesin, para peneliti menguji hidung elektronik mereka pada sampel plasma darah yang sebenarnya.

Para ilmuwan menggunakan tes bau untuk menganalisis darah dari 20 pasien dengan kanker ovarium, 20 pasien dengan tumor ovarium jinak dan 20 pasien sukarelawan bebas kanker.

Baca Juga: Akun Facebooknya Diblokir Selama 2 Tahun, Donald Trump Murka: Ini adalah Penghinaan!

Mereka juga menguji sampel darah dari 13 pasien dengan kanker pankreas, 10 pasien dengan penyakit pankreas jinak dan 10 kontrol.

E-nose mampu membedakan antara kanker ovarium dan tumor jinak dengan akurasi 95 persen, dan mendeteksi sel kanker pankreas pada klip 90 persen.

Tentu hal itu jadi mengesankan, karena hidung elektronik dapat mendeteksi beberapa contoh kanker pada stadium awal.

Baca Juga: Calon Jemaah Haji Batal Berangkat, Puan Maharani Minta Kuota Indonesia Selanjutnya Ditambah

"Berkolaborasi dengan peneliti dari departemen fisika dan astronomi, Perelman School of Medicine dan Penn Vet telah memungkinkan kami untuk menyempurnakan dan mengintegrasikan inovasi kami sendiri, mempercepat proses komersialisasi," kata Richard Postrel selaku CEO dan kepala inovasi VOC Health .

"Prototipe awal perangkat komersial yang mampu mendeteksi kanker dari cairan dan uap akan segera siap dan diberikan kepada para peneliti Penn ini untuk melanjutkan pekerjaan mereka," kata Postrel.

Perangkat pelacak VOC serupa telah digunakan untuk mendeteksi segala sesuatu mulai dari anjing pembawa penyakit hingga partikel COVID-19.

Baca Juga: Albert Einstein Ramalkan 'Malapetaka Terakhir' Bagi Palestina, Israel Bakal Segera Runtuh?

Para peneliti juga telah mengembangkan breathalyzers untuk mendeteksi tanda-tanda VOC yang berhubungan dengan penyakit, dalam uap pasien yang dihembuskan.

Hidung elektronik adalah perangkat penginderaan elektronik yang dimaksudkan untuk mendeteksi bau atau rasa.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: UPI


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah