Ada Episode yang Dinilai Seksis dan Rasis, Penulis Webtoon Ini Tuai Kritik dari Pembaca

- 26 September 2020, 18:25 WIB
 Ilustrasi tampilan Webtoon di Telepon Genggam/ Webtoons.com
Ilustrasi tampilan Webtoon di Telepon Genggam/ Webtoons.com /

 

PR BEKASI – Pecinta Webtoon mungkin pernah mendengar nama pena Kian84 yang merupakan seorang komikus Webtoon bernama asli Kim Hee Min.

Kim Hee Min atau lebih dikenal sebagai Kian84 menjadi populer semenjak ia menulis Webtoon berjudul Fashion King.

Beberapa episode Webtoon karya Kian84 menuai kontoversi warga net di Korea Selatan.

Baca Juga: Buka Akun OnlyFans, Mia Khalifa Dianggap Tak Konsisten Hijrah dari Industri Pornografi

Pasalnya, terdapat episode yang dinilai seksis bahkan rasis dalam karyanya menurut penilaian dari penikmat Webtoon di Korea Selatan.

Salah satu kontroversi yang dimaksud adalah ketika Kian84 menulis cerita dengan nama rekannya di acara variety show Korea Selatan, ‘I Live Alone’, bernama Park Na Rae.

Kontroversi muncul karena ia menggambarkan Park Na Rae sebagai seorang ibu yang sibuk mengurusi perkembangan anak, namun memiliki suami yang bermasalah.

Baca Juga: Merasa Didiskriminasi, Pria Tunarungu Ini Gugat Tiga Situs Dewasa karena Tidak Sediakan Subtitel

Kian84 mendapat banyak kritikan karena dinilai tidak menghargai dan bersikap kasar pada rekan kerjanya di ‘I Live Alone’.

Akan tetapi, banyak juga warganet Korea Selatan yang menilai itu berlebihan, karena Park Na Rae hanya sebuah nama yang digunakan untuk tokoh fiksi.

Kontroversi konten Webtoon semakin memanas sejak bulan Agustus saat Kian84 mengunggah sebuah episode yang banyak dikritik oleh penggemar.

Baca Juga: Masuki Musim Hujan, Periksa Kondisi Ban Mobil Anda Sebelum Berkendara

Kontroversi terbaru terjadi pada 18 September saat Joo Ho Min, penulis Webtoon ‘Along with The Gods’ membuat sebuah pernyataan kontroversial.

Pernyataan ini diutarakan setelah ia mendapat sebuah pertanyaan dari pemirsa selama siaran Twitch yang menanyakan bagaimana pendapat dia tentang penyensoran Webtoon baru-baru ini.

“Baru-baru ini ada komik dengan kualitas rendah yang menyimpang dari perasaan dan hak manusia pada umumnya,” ucap Joo Ho Min, Penulis Webtoon, sebagaimana dikutip Pikiranrakyat-Bekasi.com dari Korea Herald.

Baca Juga: Tak Main-main, Partai Komunis Tiongkok Ancam Negara Mana pun yang Langgar Perjanjian Teritori

Joo mengungkapkan bahwa komik memiliki kemampuan untuk mengungkapkan apa saja, namun ada beberapa hal yang tidak boleh digunakan sebagai materi atau bahan cerita dalam komik.

Misalnya, lanjut dia, penulis cerita tidak boleh mengolok-olok korban perang atau penyandang disabilitas.

“Dulu yang menyensor Webtoon adalah pemerintah, tapi sekarang pembacanya. Era kediktatoran warga telah terbuka dan itu masalah besar,” kata Joo.

Baca Juga: Jakarta Dinilai Sukses Tekan Kasus COVID-19 Lewat PSBB, Anies: Pelandaian Grafik Bukan Tujuan Akhir

Joo menyatakan bahwa jika ada konten yang tidak pantas ditulis oleh seorang penulis Webtoon maka itu bisa memicu kontroversi, namun sifat alami Webtoon memang bisa memperkuat sebuah kontroversi.

Hal ini disebabkan karena pembaca hanya diberikan sebagian dari cerita setiap minggunya dan tidak mendapatkan gambaran lengkapnya sampai satu seri.

Selama seminggu penuh, sebelum episode baru tayang, pembaca dibiarkan berspekulasi tentang apa yang akan terjadi selanjutnya dan mendiskusikan cerita dalam untaian komentar.

Baca Juga: SCTV Ungkap Alasan Film G30S/PKI Akan Diputar Kembali: karena Rating Siaran Tahun Lalu Tinggi

Kontroversi juga muncul dari Webtoon berjudul ‘Hellper’ karya Sakk yang dianggap mencemarkan nama baik RM BTS, IU, dan Song Min Ho WINNER karena dalam ceritanya, penulis menggunakan nama-nama panggilan dari ketiga tokoh tersebut sebagai nama karakter.

Webtoon berjudul Hellper ini dianggap vulgar dan terdapat konten mengenai pelecehan seksual, serta karakter digambarkan dengan cara jahat dan tidak sopan.

Sakk akhirnya meminta maaf kepada pembaca setelah mendapat banyak kritikan dari penggemar.

Baca Juga: Dalam Kurun Waktu 4 Tahun, 157 Pegawai KPK Mengundurkan Diri, Plt Jubir: Itu Hal yang Wajar

“Saya tidak dapat menyampaikan apa yang saya maksud sepenuhnya karena saya tidak memiliki kemampuan. Tapi saya selalu bekerja setiap minggu karena menginginkan (tersampaikannya pesan) bahwa kebaikan menang atas kejahatan,” ucap Sakk.

Akibat kritikan dan kontroversi yang diterima, Sakk akhirnya menghentikan pekerjaannya dan ia belum sempat menunjukkan pesan tentang ‘kebaikan menang atas kejahatan’ dalam cerita Webtoonnya.

Faktor lain yang bisa memicu kontroversi dari Webtoon adalah fitur komentar dan peringkat. Pembaca dapat langsung bereaksi tentang sebuah episode di Webtoon dan bisa memberi peringkat antara 1 sampai 10.

Baca Juga: KAMI: Jika Ada yang Manfaatkan untuk Kepentingan Pilpres, Deklarator Akan Mundur Satu per Satu

Akan tetapi, salah satu laman Webton berbahasa Inggris berjudul ‘Naver’ tidak mengizinkan pembaca memberi peringkat dan pembaca hanya bisa ‘menyukai’ episode tertentu.

Meskipun reaksi yang diberikan oleh pembaca bisa menjadi feedback positif untuk penulis, namun reaksi tersebut juga bisa menjadi pedang bermata dua yang akan menimbulkan feedback negatif dan menyebabkan penulis mengalami stress.

Akhir-akhir ini, Webtoon di laman Naver juga mengalami kontroversi. Pembaca Webtoon kebanyakan adalah remaja tahun 2000-an dan pembaca Naver saat ini sebagian besar berusia 20 sampai 30-an tahun.

Baca Juga: Menang Tender, PT INKA Ekspor 250 Kereta ke Bangladesh di Tengah Pandemi

Dengan jumlah pembaca yang sangat besar dan beragam, maka penulis tidak akan mungkin bisa memuaskan atau menyenangkan semua orang.

“Kami dan penulis akan lebih berhati-hati di masa depan terkait konten berbeda yang ditangani dalam pekerjaan ini,” ucap salah seorang pejabat Webtoon Naver.***

Editor: Puji Fauziah

Sumber: Korea Herald


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x